Sebanyak 22 PAC dari total 31 PAC di Surabaya secara bulat meminta Edi Rachmat memimpin DPC Hanura Surabaya hingga 2021 mendatang.
Hasil Muscablub ini sekaligus mengakhiri tugas kepengurusan Wisnu Wardhana yang berhalangan tetap karena persoalan hukum.
Setelah terpilih, Edi bersama tim formatur akan menyusun kepengurusan DPC Hanura Surabaya hingga satu pekan ke depan.
“Alhamdulillah, Muscablub berjalan lancar, dan saya dipercaya memegang amanat ini. Mudah-mudahan saya bisa mengemban tanggung jawab ini dengan baik, menguatkan kembali seluruh kader dan menjadikan Hanura menjadi pemenang,”ungkap Edi seusai terpilih, Rabu (14/12/2016).
Edi mengakui bahwa masih ada pihak-pihak yang tidak senang atas keputusan tersebut. Meski begitu, pihaknya tidak khawatir. Sesuai pesan DPP, Edi mengaku akan merangkul semua kader, termasuk yang berseberangan untuk bersama-sama membesarkan partai.
“Tidak ada gunanya lagi bermusuhan. Mari kembali ke garis partai. Jangan lagi berfikir tentang personal. Tetapi bagaimana membesarkan partai ini sesuai hati nurani,” tutur pria yang juga anggota DPRD Surabaya ini.
Edi menyampaikan, penyelenggaraan Muscablub sendiri adalah atas rekomendasi dari DPP Hanura. Rekomendasi itu muncul terkait dengan kasus hukum yang membelit Ketua DPC Hanura Surabaya Wisnu Wardhana.
“Sesuai AD/ART, bila ketua berhalangan tetap, maka bisa dilakukan Muscablub,”katanya.
Sementara itu Sekretaris DPC Hanura Surabaya, Agus Santoso, menanggapi santai hasil Muscablub kemarin. Alasannya, proses tersebut tidak memiliki legitimasi apapun. Selain karena rekomendasi Muscablub juga tidak sah, para peserta Muscablub juga bukan pengurus resmi.
Agus menyebutkan, rekomendasi Muscablub berasal dari pelaksana harian (Plh), yakni Wakil Ketua Umum DPP Hanura Choirudin. Bukan Ketua Umum DPP Hanura Wiranto.
“Begitu juga pelaksana Muscablub. Yang tandatangan adalah Kelana-Warsito. Padahal Warsito bukan skretaris sah,”tuturnya.
Alasan lain, peserta Muscablub kata Agus juga bukan pengurus resmi PAC. Ini karena mereka (pengurus PAC) sudah dipecat sejak 9 Nopember lalu. Sehingga mereka tidak lagi punya hak suara dalam agenda apapun. Apalagi sekelas forum Muscablub.
“Itu kenapa saya menyebut ini (Muscablub) abal-abal. Karena memang tidak ada dasar apapun yang melegitimasi proses itu. Saya yakin, DPP pasti juga akan menolak. Karenanya saya tenang saja. Saya tidak akan bereaksi, yang justru bisa menjatuhkan martabat pengurus definitive,”ungkap Agus.
Sementara itu pada Muscablub di Nurpasicifik kemarin, tak seorang pun pengurus DPP Hanura yang hadir.
Bahkan, Ketua DPD Hanura Kelana Aprilianto dan Sekretaris DPD juga tidak hadir, karena Rapimnas di Jakarta. Satu-satunya yang hadir hanya Husein. (Ganefo).
Teks Foto: Edi Rachmat, Ketua DPC Partai Hanura Surabaya.