Tersesat Akibat Aplikasi Peta

  • Whatsapp

WONOSOBO, beritalima.com – Dieng, sudah tidak asing lagi bagi para wisatawan dalam dan manca negara. Keindahan panorama alamnya bak surga memiliki daya tarik tersendiri.Walaupun sudah sering berkunjung ke destinasi wisata ini namun bak jamur yang bermunculan, tiap tahun destinasi wisatanya makin bertambah dan memiliki daya tarik tersendiri. Salah satu destinasi yang booming saat ini yang menyuguhkan sunrise yang mempesona adalah bukit Si Kunir. Agar mendapatkan momen yang tepat banyak wisatawan yang rela datang pada waktu dini hari antara pukul 1 – 3 pagi.

Salah satunya , Andri Setiawan yang datang bersama 6 anggota keluarganya. Mereka yang datang dari Jogyakarta bermodalkan percaya pada salah satu aplikasi peta terkenal menuju Bukit Si Kunir. Rute yang ditempuh berdasarkan pada peta tersebut adalah melalui Dsn. Dadapan Ds. Sitiharjo Kec. Garung Kab. Wonosobo-tembus Ds. Mlandi Kec. Garung Kab. Wonosobo-melalui Jl. Sirangkel Kec. Garung-Tembus Ds. Sembungan Kec. Kejajar Kab. Wonosobo.

Pada aplikasinya menunjukkan bahwa jalur utama ke lokasi wisata belum dapat dilalui sehingga dia mengambil rute yang ditunjukkan oleh aplikasi peta yang dipercayainya. “Kita memang belum pernah ke lokasi yang kita tuju, makanya kita mengikuti rute yang ditunjukkan oleh aplikasi ini. Malah kita tersesat sampai di Dusun Dadapan, Desa Siitiharjo, Kecamatan Garung.” katanya.
Beruntung mereka segera dapat dievakuasi oleh Bhabinkamtibmas desa Buntu Kecamatan Kejajar, Brigadir Rony setelah mendapatkan perintah dri Polsek Kejajar melalui koordinansi dengan Polsek Garung. Bersama warga sekitar Dsn Dadapan melakukan evakuasi mobil dan penumpangnya sekitar 6 orang, Rabu (3/1) sekira pukul 3.00 Wib dini hari.

“Alhamdulillah proses evakuasi berjalan lancar,” ucap Rony. “Sebaiknya jangan mengunakan aplikasi peta dulu, alangkah baiknya bertanya kepada Polisi setempat bila menemukan kesulitan apapun di jalan, karena sebelumnya juga ada beberapa wisatawan yang mengalami kejadian serupa di Wilayah Kejajar,”ucapnya.

Pada lain kesempatan, Kapolsek Kejajar AKP Sukirman, S.H. menuturkan beberapa hari lalu pada Minggu (31/12) pihaknya telah menerima belasan laporan wisatawan luar kota yang tersesat saat akan ke Dieng. “Mereka rata-rata menggunakan aplikasi GPS ataupun peta. Jalur yang mereka lewati yaitu melalui wilayah Watumalang dan Garung yang mana bukan merupakan jalur utama,” katanya.

“Memang benar jalur tersebut diproyeksikan sebagai alternatif menuju Dieng, namun hingga saat ini akses jalan ke Dieng melalui jalur tersebut masih sangat sulit. Sebagai contoh untuk jalur yang lewat Garung, Mlandi, Sirangkel kemudian Dieng, masih banyak tanjakan terjal dan medan jalan sulit. Hanya kendaraan berpenggerak 4 roda yang mampu lewat,” jelas AKP Sukirman.

Mengenai tanda larangan lewat di titik tanjakan 15 persen yang tertera di peta, Kapolsek Kejajar mengungkapkan hal tersebut dimungkinkan karena keterlambatan update dari penyedia layanan peta tersebut. “Memang benar pada awal bulan kemarin di titik tersebut sempat ditutup total selama 2 minggu. Namun sekarang sudah dibuka kembali,” ujarnya. (Gus Edi)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *