Banyuwangi Beritalima.com – Tiada Hari Tanpa Razia menjadi motto penting jajaran Polsek Kawasan Pelabuhan Tanjungwangi (KPT) dalam menjalankan fungsi pengamanan di wilayah Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Berkat program ini pula sejumlah penyimpangan dan tindak pidana yang terjadi di area pelabuhan yang menghubungkan Jawa – Bali terungkap.Kasus terbaru adalah terbongkarnya 6 unit truk yang mengangkut 166 ekor sapi Bali tanpa dilengkapi dokumen serta nasib 5 pekerja asal Jawa Tengah dan Lampung yang menjadi korban penipuan di Benoa, Bali dan telantar di Pelabuhan Ketapang. Selain dua kasus itu banyak upaya penyelundupan minuman keras asal Bali timur yang digagalkan petugas KPT.
Contoh lain adalah penangkapan barang bukti curanmor maupun kendaraan hasil penggelapan dari Jawa yang hendak dibawa kabur menuju Pulau Seribu Pura atau sebaliknya. Pelabuhan Ketapang yang merupakan pintu masuk menuju Bali melalui jalur darat adalah titik sentral yang harus mendapat pengamanan penuh selama 24 jam. Itu sebabnya seluruh jajaran kepolisian di Tanah Jawa maupun Bali sangat bergantung dengan kesigapan petugas Polsek KPT.
Pernah pula kasus pencurian yang dilakukan seorang pekerja rumah tangga yang mencuri perhiasan majikannya di Bali. Pelaku sempat lolos menyeberangi Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana. Namun aksi kaburnya dihentikan aparat saat hendak keluar dari Pelabuhan Ketapang. Itu menurut Kasie Humas Polsek KPT Aiptu Romi Setiyawan.
“Sebagai pintu masuk menuju Pulau Para Dewa, Polsek KPT juga menjadi ujung tombak pengamanan aksi terorisme. Pelaku dugaan aksi teror yang hendak menyeberangi destinasi wisata dunia itu harus melalui pemeriksaan petugas yang ketat di pintu masuk Pelabuhan Ketapang. Program THTR yang digelar tiada henti tersebut juga menyasar bahan peledak dan peredaran narkoba,” papar dia.
Disebut Polsek Kawasan Pelabuhan Tanjungwangi karena markas sektor kepolisian ini berada di Pelabuhan Tanjungwangi. Patut diketahui, Polsek KPT membawahi tiga pelabuhan sekaligus. Selain Pelabuhan Tanjungwangi yang berdampingan dengan markas, juga mengawasi Pelabuhan ASDP dan Pelabuhan Landing Craft Mecin (LCM) Ketapang.
“Pengamanan di tiga kawasan ini terbagi dalam tiga grup jaga. Masing-masing kelompok terdiri dari 11 personil yang bertugas secara bergantian selama sehari semalam. Dari jumlah 9 petugas itu dibagi 2 personil siaga di markas, 2 anggota pengamanan di Pelabuhan Tanjungwangi, 2 aparat berada di Pelabuhan LCM dan 5 lainnya bertugas di Pelabuhan ASDP Ketapang.
“Setiap kendaraan yang hendak masuk maupun keluar pelabuhan kita periksa. Pemeriksaan meliputi SIM, STNK hingga barang bawaan. Khusus truk bak tertutup kita buka, begitupun dengan bagasi bus. Kita harus pastikan tidak ada bahan peledak, narkoba, hewan terlarang maupun dilindungi yang akan dibawa menuju atau balik dari Bali,” tambah Romi.
Ketelitian ini diperlukan untuk menjaga kondusifitas dua pulau berdampingan, yakni Jawa dan Bali. Jawa, kata Kapolsek KPT AKP Sudarmaji, merupakan pulau pandat penduduk yang merupakan pusat pemerintahan NKRI. Sementara Bali merupakan destinasi wisata dunia yang merupakan obyek vital dilindungi.
“Dua pulau ini sama-sama menjadi simbol negara di dunia internasional. Makanya KPT wajib siaga untuk melakukan pengamanan di salah satu pelabuhan terpadat di Indonesia ini,” beber perwira pertama asal Dusun Sagat, Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring.
Demi kenyamanan saat melintasi Selat Bali melalui Pelabuhan Ketapang, AKP Sudarmaji meminta kepada pengguna jasa penyeberangan agar melengkapi diri dengan identitas kependudukan serta kelengkapan berkendara yaitu SIM dan STNK. Supaya tidak berurusan dengan aparat KPT maka dilarang membawa dan mengangkut barang terlarang.
“Jangan coba-coba menyelundupkan bahan peledak termasuk TNT, miras atau narkoba. Membawa binatang juga ada aturan yang wajib dilakukan. Lengkapi dokumennya agar tidak sia-sia membawa jauh-jauh dari kampung. Jangan pula membawa kendaraan hasil kejahatan karena hampir 99 persen terungkap di Polsek KPT,” tegasnya. (Abi)