Tiadakan Open House Saat Pandemi, Walikota Madiun Bagikan 2.000 Bungkus Nasi

  • Whatsapp

MADIUN, beritalima.com– Walikota Madiun, Jawa Timur, memiliki cara tersendiri dalam menjalankan tradisi silaturahmi lebaran di tengah pandemi Covid-19 ini.

Yakni dengan cara membagikan 2.000 ribu bungkus nasi kotak kepada masyarakat di awal masuk kerja setelah libur lebaran, Selasa 26 Mei 2020.

Nasi kotak dibagikan kepada masyarakat yang melintas di depan Balai Kota hingga dibagikan keliling di sejumlah pasar tradisional.

Walikota Madiun, H. Maidi, mengatakan, kegiatan ini diharapkan dapat menjaga jalinan silaturahmi Pemerintah Madiun Kota dengan masyarakat.

‘’Kita jauh tetapi dekat. Artinya, kita sementara jaga jarak, memperbanyak di rumah masing-masing, tidak bersilaturahmi. Tetapi hubungan kita tetap dekat,’’ tutur H. Maidi.

Nasi kotak tersebut diberikan kepada pengendara yang melintas dan bersedia berhenti sejenak. Artinya, petugas tidak menghentikan setiap yang melintas. Namun, hanya mereka yang mau. Satu petugas mensosialisasikan melalui pengeras. Hal itu sengaja karena jumlah nasi kotak terbatas. Pemerintah hanya menyiapkan 2.000 bungkus. Padahal, direncanakan ada 10 ribu bungkus sebelumnya. Hal itu karena belum banyak catering yang buka di awal masuk paska libur lebaran.

‘’Rencana awal 10 ribu, tetapi hanya ada lima catering yang sanggup menyiapkan hingga terkumpul 2 ribu bungkus,’’ jelasnya.

Pemkot sengaja memberikan nasi kotak agar segera termanfaatkan. Nasi siap makan dinilai tepat mengingat belum banyak warung makan yang buka. Nasi bisa dibawa pulang atau dimakan di tempat kerja bagi yang sudah masuk kerja.

Walikota juga mengutamakan masyarakat kurang mampu. Mulai tukang becak, tukang parkir, hingga petugas keamanan.

‘’Silaturahmi kita ganti ini. Semoga ini bisa mengakrabkan dengan masyarakat. Pemerintah tentu harus mengedepankan masyarakatnya,’’ terangnya.

Pembagian nasi kotak juga dilakukan dengan berkeliling. Walikota sengaja meninjau sejumlah tempat dengan menyertakan satu mobil berisi nasi kotak. Setiap masyarakat yang dirasa membutuhkan langsung diberi. Seperti tukang becak di pasar Kawak, pasar besar, dan sepanjang jalan rute berkeliling. Termasuk pedagang dan pembeli.

‘’Tradisi silaturahmi lebaran memang ditiadakan karena Covid-19 ini. Tetapi bukan berarti tidak ada sama sekali. Silaturahmi bisa kita wujudkan dengan kegiatan yang lain,’’ pungkasnya. (Sumber Diskominfo. Editor: Dibyo).

H. Maidi (kanan),

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait