JAKARTA, beritalima.com – Studi ke Belanda bukan barang baru, melainkan sudah dilaksanakan sebelumnya oleh tokoh – tokoh nasional. Di mana para pemimpin nasional mengenyam pendidikan di Belanda, seperti proklamator Muhammad Hatta dan Ki Hajar Dewantara. Bahkan tokoh-tokoh penting pemerintah, seperti Menlu Retno Marsudi, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, tercatat sebagai alumni Belanda.
Demikian hal itu disampaikan Indy Hardono, Koordinator Tim Beasiswa Nuffic Neso Indonesia, saat presentasi Holland Scholarship Day (HSD) yang keenam tahun 2019, yang diselenggarakan Nuffic Neso Indonesia, Sabtu (19/2/2019), di Erasmus Huis, Kedutaan Besar Belanda, menandai 20 tahun sudah perjalanan program beasiswa StuNed dari Pemerintah Kerajaan Belanda untuk Republik Indonesia.
Tujuan Holland Scholarship adalah untuk warga Indonesia yang ingin mendapatkan beasiswa ke Belanda. Namun dikatakan Direktur Nuffic Neso Indonesia Peter Van Tuijl bahwa seorang pelamar beasiswa perlu mendapatkan informasi yang lengkap. Selain tentang persyaratan juga tentang latar belakang dan tujuan dari setiap beasiswa, sehingga dapat membantu mempertajam motivasi. Hal ini menurutnya kurang disadari oleh para pencari beasiswa yang biasanya hanya berfokus pada usaha memenuhi persyaratan semata.
“Pencari beasiswa tiap tahun bertambah kendati tidak terlalu signifikan tapi sudah mendekati 50% dari jumlah 2500 beasiswa Indonesia di Belanda,” tandasnya. Belanda memiliki nilai lebih sebagai negara tujuan studi bagi pelajar Indonesia, dikarenakan faktor sejarah, budaya, dan juga hubungan bilateral yang erat dan komprehensif. Hal ini memberikan suatu zona nyaman bagi pelajar-pelajar Indonesia,” tandasnya.
Adapun even Holland Scholarship Day yang keenam tahun ini, menyedot perhatian lebih dari 1000 pengunjung. Ternyata cukup banyak pilihan bagi pencari beasiswa untuk melanjutkan pendidikan tinggi ke negeri Kincir Angin itu. Ada skema beasiswa yang pendanaannya bersumber langsung dari pemerintah Belanda, seperti StuNed, Orange Tulip Scholarship (OTS), Holland Scholarship, dan juga Orange Knowledge Programme (OKP). Dari Indonesia sendiri juga tidak kalah banyaknya, ada LPDP, program BUDI dari Kemenristekdikti, termasuk juga program 5000 Doktor dari Kemenag, dan juga beasiswa dari institusi serta organisasi lainnya. ddm