JAKARTA, Beritalima.com– Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPR RI, Jazuli Juwaini tidak bisa menutupi kemarahan ketika mendengar kabar 31 pekerja Indonesia dihabisi Kelompok Kriminal Sipil Bersenjata (KKSB).
Para pekerja itu tengah membangun jembatan Kali Yigi dan Kali Aurak di jalur Trans Papua, Distrik Yall, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua, Minggu (2/12). Sedikitnya 31 pekerja meninggal, 16 dijadikan KKSB sebagai sandera dan 15 lainnya dibebaskan.
“Biadab warga negara tak bersalah dieksekusi sparatis Papua dalam jumlah begitu banyak. Apa salah mereka? Negara tidak boleh tinggal diam, kejar mereka dan mintakan pertanggung jawaban yang setimpal,” kata Jazuli dalam keterangan tertulisnya kepada Beritalima.com, Rabu (5/12).
Anggota Komisi I ini mendukung langkah tegas aparat keamanan yakni TNI dan Polri melakukan upaya pemulihan kemanan termasuk menyelamatkan para pekerja yang mungkin masih disandera kelompok sparatis.
Lebih dari itu, Fraksi PKS DPR RI, ungkap wakil rakyat dari Dapil III Provinsi Banten tersebut mendukung penuh upaya aparat TNI serta Polri mengejar kelompok sparatis pelaku pembunuhan keji ini sampai mereka menyerah.
Tindak mereka dengan tegas. Nyawa warga negara begitu murah di tangan mereka. Lakukan dengan protap pemberantasan terorisme karena nyatanya mereka terkategori teroris karena menyebarkan teror yang meluas.
“Dengan jumlah korban begitu banyak, mereka juga kerap menyasar aparat dan menyerang objek strategis publik. Bahkan mereka selama ini juga punya motif politik serta mengacaukan keamanan negara khususnya di Papua,” tegas Jazuli.
Politisi senior PKS punya alasan kuat menyebut kelompok ini sebagai teroris berdasarkan UU No: 5/2018 Tentang Pemberantasan Terorisme. Defenisi dari terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat menimbulkan korban bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek vital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan._
Negara, lanjut Jazuli, tidak boleh kalah melawan aksi terorisme seperti itu, apalagi korbannya jelas-jelas warga sipil yang tidak bersalah. “Bayangkan, para pekerja ini adalah pejuang dan tulang punggung keluarganya. Harus meninggalkan anak, istri dan keluarga tercinta untuk mencari nafkah di Papua.
Untuk itu, Pemerintah harus semakin meningkatkan jaminan keamanan bagi warga negara kita di sana. Tidak lupa Jazuli turut menyampaikan belasungka yang mendalam kepada keluarga korban dan meminta Pemerintah menjamin keberlangsungan penghidupan mereka. (akhir)