SURABAYA, beritalima.com – Pendaftaran Pilwali Surabaya ke KPU kota Surabaya telah diikuti dua Paslon, yaitu Machfud Arifin – Mujiaman dan Eri Cahyadi – Armuji. Namun perbincangan Pilwali Surabaya tetap bergulir, termasuk mengenai sikap kandidat yang tidak berhasil meraih rekom partai pengusung.
Lia Istifhama, yang langsung memberikan sikap dewasa dengan menghormati keputusan PDIP yang tidak menulis namanya dalam rekomendasi pencalonan pilkada serentak, ternyata masih terlihat ‘diam’. Ada apa?
“Saya diam karena menghargai kerja keras relawan. Sepenuhnya saya dari awal proses, tidak ingin mereka terbebani. Begitupun ketika proses ini terhenti, hal sama saya utarakan. Mereka sama seperti saya, manusia bebas yang memiliki hak sepenuhnya dalam menentukan pilihan. Tidak bisa pilihan diintervensi”, jelasnya.
Namun, aktivis sosial tersebut tidak menampik kemungkinan arah dukungan.
“Semua tentu mungkin terjadi. Pun terkait arah dukungan, bisa saja ada sebuah arah yang bulat terkait Pilwali. Namun saya kira terlalu sangat dini untuk ditentukan sekarang. Biar semua kawan relawan melihat dan menganalisa langsung preferensi masyarakat. Dalam hal ini, sopo sing dikarepi warga Surabaya? Itu yang akan menjadi pertimbangan utama. Kami yakin, kalau nanti menentukan dukungan, maka itu insya Allah yang terbaik. Dan yang terbaik akan jadi pemenang”, tegasnya.
Arek asli Wonocolo tersebut tak lupa menjelaskan kepeduliannya pada relawan.
“Saya dengan mereka adalah keluarga besar. Kami komitmen besar bersama dan insya Allah hingga detik ini masih terjaga baik. Banyak peluang yang bisa diraih saya maupun relawan. Peluang disini adalah bagaimana kita tetap bisa berperan memberikan manfaat dan kebaikan untuk orang lain. Namun, satu kuncinya, sabar yo gaes”, pungkasnya.