JAKARTA, Beritalima.com– Pengganti Tri Rismaharini sebagai Walikota Surabaya bakal ditentukan pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukdada) serentak 9 Desember mendatang.
PDIP sebagai peraih kursi terbanyak untuk DPRD Kota Surabaya mengusung Eri Cahyadi yang berduet dengan Armuji. Pasangan ini bakal ‘dikeroyok’ koalisi besar yang mengusung pasangan Machfud Arifin- Mujiaman.
Pengamat politik Universitas Esa Unggul, Muhammad Jamiludin Ritonga yang beberapa bulan belakangan mengamati para kandidat calon pengganti Tri Rismaharini menilai, perebutan kursi Surabaya Satu diperkirakan bakal ketat.
Soalnya, kata pria yang akrab disapa Jamil tersebut saat bincang-bincang dengan Beritalima.com beberapa hari lalu, dilihat dari elektabilitas, Eri Cahyadi dan Machfud Arifin tidak jauh berbeda. Demikian pula elektabilitas Armuji dan Mujiaman sebagai pendamping kedua calon itu.
Hanya saja Jamil dua tahun belakangan ini acap kali bolak balik Jakarta-Surabaya dalam rangka tugas melihat pasangan Machfud Arifin – Mujiaman sedikit diuntungkan bila berhadapan dengan Eri Cahyadi – Armuji.
Peluang untuk menang akan lebih terbuka bagi Machfud Arifin-Mujiaman.
Sayang, Jamil tidak mau merinci apa kelebihan pasangan Machfud-Mujiman. “Setelah bincang-bincang dengan masyarakat Surabaya, saya berkesimpulan, pasangan yang diusung koalisi gemuk ini punya nilai lebih,” kata Jamil.
Beda halnya kalau PDIP mengusung Whisnu dengan Eri. Pasangan ini memiliki elektabilitas tinggi bila dipasangkan dan akan sulit dikalahkan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman. Whisnu jauh lebih dikenal massa pemilih Surabaya.
“Hitung-hitungannya, terbuka bagi koalisi besar pengusung Machfud Arifin – Mujiaman untuk menggusur dominasi PDIP di Surabaya. Tentu peluang itu makin terbuka bila delapan partai pengusung bekerja optimal ke akar rumput,” demikian Muhammad Jamiludin Ritonga. (akhir)