SURABAYA, Beritalima.com|
Siapa yang belum menonton series Layangan Putus? Akhir-akhir ini series yang disutradarai oleh Benni Setiawan tersebut ramai diperbincangkan oleh warganet. Lalu, apakah series ini booming karena kualitas film yang dikemas dengan bagus? Atau karena alur cerita tentang perselingkuhan yang begitu dekat dengan masyarakat?
Pakar perfilman Universitas Airlangga (UNAIR) Dr Liestianingsih Dwi Dayanti Dra., M.Si. angkat bicara menanggapi hal tersebut. Menurutnya, series Layangan Putus menjadi booming lantaran kualitas film yang dikemas dengan profesional dari berbagai aspek.
Digarap dengan Serius
Lies, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa Layangan Putus diproduksi dengan serius dari segi penggarapan film. Performa dari produser, sutradara, penulis script, hingga para aktornya sangat bagus.
“Dengan perpaduan tersebut, Layangan Putus mampu menghadirkan tontonan series yang apik dan tidak bertele-tele,” ujarnya.
Series Layangan Putus bertabur bintang dengan menampilkan aktor dan aktris papan atas. Sosok Aris diperankan oleh Reza Rahadian yang pernah memerankan sosok BJ Habibie dengan sangat bagus. Sedangkan sosok Kinan diperankan oleh Putri Marino yang menjadi pemenang Piala Citra.
“Artinya, film series ini diproduksi dengan suatu usaha yang luar biasa, serta didukung dengan adanya pemain yang bagus,” jelas dosen pada Deparatemen Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR itu.
Menguras Emosi
Layangan Putus memiliki alur cerita yang sederhana namun konfliknya dikemas dengan cantik dan apik. Konflik perseteruan antara suami istri dan orang ketiga ditampilkan dengan sangat elegan.
Tidak seperti adegan pada sinetron yang ketika membahas tentang konflik dibumbui dengan kekerasan atau caci maki, adegan dalam Layangan Putus dapat menguras emosi meskipun tidak ada adegan kekerasan di dalamnya.
“Layangan Putus memang dihadirkan dengan cukup berkelas sebagai tontonan yang baik,” tambahnya.
Banyak pesan dalam film Layangan Putus yang dapat dipetik oleh penonton. Kinan berperan sebagai sosok seorang istri dengan sangat elegan. Kinan menunjukkan bagaimana cara menghadapi konflik rumah tangga dan akhirnya bisa keluar dari persoalan tersebut.
“Peran tersebut dilakoni dengan sangat baik tanpa harus marah-marah dan melabrak perempuan pacar suaminya,” tambahnya.
Sosok Kinan digambarkan sebagai perempuan yang kuat tapi juga menuai banyak empati dari penonton. Lies menuturkan bahwa menjadi istri yang ditinggalkan suami itu memang sesuatu yang menyakitkan, tapi tidak harus terus menerus bersedih.
“Seorang perempuan harus bangkit dan segera bersikap untuk mengambil keputusan,” ucapnya.
Promosi
Layangan Putus diproduksi berdasarkan kisah dalam novel populer. Dalam novel tersebut, dikisahkan mengenai perseteruan penulis yaitu Mommy ASF dengan mantan suaminya di media sosial.
Perseteruan tersebut kemudian dibahas menjadi isu penting di publik. Oleh karena itu, warganet juga penasaran dan berusaha mencari tau bagaimana realita sebenarnya.
“Menyebarnya banyak meme lucu tentang Layangan Putus juga menambah promosi secara tidak langsung,” tuturnya.
Pada akhir, Lies menuturkan bahwa ketiga faktor tersebut terangkai menjadi satu rangkaian yang tidak bisa dipisahkan. Ketiganya membangun rasa penasaran orang-orang untuk menonton Layangan Putus. (Yul)