Sumenep, beritaLima – alasan klasik Kepulauan karena ombak besar, menbuat matirasa dan terlena dalam kelalaian yang disengaja. Hal tersebut dibuktikan dengan absen bolos ttgguru dan kepala sekolah yang ada di kepulauan Raas.
Pemuda raas yang tergabung dalam Forum Esto, Syamsuri membenarkan dan menyatakan kekecewaannya terhadap dunia pendidikan di Tanah kelahirannya tersebut. “Carut marutnya dunia pendidikan di Kepulauan sangat memperihatinkan, bayangkan saja, dari 137 guru yang ada di Kecamatan Raas ini sejak hari pertama masuk hingga hari ini hanya sekitar 30 persen yang ada di masing – masing sekolah”, ungkapnya.
Syam mengemukakan, bila keadaan seperti ini terus menerus terjadi, maka pendidikan di Kepulauan tidak akan pernah maju dan berkembang karena Pendidik atau guru yang nota bene Aparatur Sipil Negara tidak mentaati peraturan dan menyalahi dan melanggar sumpah dan janjinya sebagai PNS. “Hal seperti ini tidak bisa dibiarkan, pemberlakuan sanksi bagi yang melanggar aturan juga harus ditegakkan, masak dari 25 sekolah dasar yang ada di pulau Raas gurunya hanya sekitar 30 orang yang ada ditempat”, paparnya.
“Kami minta kepada pemkab Sumenep khususnya dinas pendidikan agar mengkroscek dan menyikapi persoalan ini. Sehingga bahasa kepulauan sebagai anak tiri pemkab sumenep tidak lagi menjadi asumsi publik dan pemerataan pembangunan disemua aspek antara daratan dan kepulauan dapat berjalan sesuai harapan kita semua”.pintanya dengan nada kecewa.
Sementara Kepala UPT Pendidikan Kecamatan Ra’as Kabupaten Sumenep Na’im , Spd.M,Pd mengatakan bahwa pihaknya sudah menghimbau kepada semua guru-guru terutama Kepala Sekolah se kecamatan Ra’as untuk masuk tepat waktu sesuai edaran yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. “kami akan memberikan sangsi bagi guru-guru dan kepala sekolah yg bolos masuk Ke sekolah.
Menurut Na’im, sampai hari ini guru-guru yg udah masuk sekolah sekitar 50% , “kami beserta pengawas terus melakukan pengawasan dan pembinaan ke sekolah-sekolah”, kata Na’im.
(An)