SURABAYA – Smart City, sebuah konsep gagasan kompetisi kampung kreatif Surabaya. Hal ini digagas oleh Eri Cahyadi selaku Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya (Bapeko). Smart city dilahirkan pada bulan Juni lalu.
Wakil Sekretaris Bidang (Wasekbid) Eksternal DPC PDIP Surabaya, Achmad Hidayat mengatakan, dengan adanya gagasan Smart City, memudahkan kampung-kampung di kota Surabaya menunjukkan skill kreatifnya untuk mempercantik seluruh penjuru di kampungnya masing-masing.
“Harapannya, Smart City mampu mewujudkan warga Surabaya tergerak kepekaan sosialnya agar lebih peduli dengan kondisi lingkungan sekitar. Pelibatan awal smart city ini sudah dilaksanakan awal pada tanggal 27 Juni lalu. Jadi, Smart City akan menunjukkan hasil karya RT RW yang berbasis ekonomi berkarakter lokal,” ucap Achmad Hidayat saat ditemui di Omah Sae, Jl. Musi No. 39, Kel. Darmo, Kec. Wonokromo, Kota Surabaya. Senin, (07/10/2019).
Hidayat menambahkan, dengan adanya Smart City, menjadi jembatan antara masyarakat dan pemerintah kota Surabaya. Juga berdampak pada peningkatan masyarakat berpartisipasi mengembangkan pertumbuhan ekonomi lokal. Serta mampu mengembangkan pemberdayaan pemuda dan perempuan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di Surabaya.
“Penyelenggaraan Smart City akan membuahkan hasil yang luar biasa jika dilaksanakan dengan tiga (3) pilar. Yakni, Smart Governance (tata kelola pemerintah yang cerdas), Smart People (masyrakat yang cerdas), dan Smart Environment (lingkungan yang cerdas),” beber Pegiat Kebijakan Publik Pasca Sarjana Fisip Unair tersebut.
Perlu diketahui, contoh hasil smart city yang melibatkan perangkat RT RW kelurahan, ada di kampung Tenggilis Kauman yang menjadi kampung tas gadukan, sandal, dan sebagainya. Dan hasil seperti itu bisa kerjasama dengan Pemkot Surabaya, agar para wisatawan dan traveler lokal maupun domestik bisa membeli berbagai kerajinan dari hasil olahan asli warga Surabaya. (ari)
