SURABAYA, Beritalima.com-
Sivitas akademika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berkomitmen untuk menorehkan prestasi gemilang di kancah internasional. Kali ini, tim Equilibriums dari Departemen Teknik Sipil ITS berhasil menyabet tiga penghargaan pada ajang internasional Introducing and Demonstrating Earthquake Engineering Research (IDEERS) di Taipei, Taiwan pada 19 – 21 September 2024 lalu.
IDEERS merupakan kompetisi desain struktur dan pengujian bangunan tahan gempa yang digelar oleh Taiwan National Center for Research on Earthquake Engineering (NCREE). Kompetisi ini diikuti oleh tim mahasiswa dari berbagai negara, seperti Indonesia, Malaysia, hingga Korea Selatan.
Tahun ini, ITS berhasil mengantongi penghargaan pada dua kategori yakni Earthquake Resistant Design dan Design Concept and Exhibition serta berada pada urutan ke-6 Certification of Excellent of Efficiency Ratio.
Salah satu anggota tim Equilibriums ITS Andreas Maxwell Sitompul mengungkapkan, timnya berhasil menempati posisi tertinggi se-Asia kategori sarjana melalui desain struktur bangunan yang bernama CHARM Tower.
“CHARM Tower memiliki filosofi seperti sayap burung garuda yang menggambarkan kekuatan untuk menjaga keseimbangan bangunan,” papar mahasiswa yang akrab disapa Max itu.
Untuk menghasilkan desain yang unggul itu, Max menjelaskan bahwa timnya harus melewati tantangan dalam pembuatan model struktur bangunan gedung dengan material yang terbatas.
“Kami hanya menggunakan stik kayu Medium Density Fiberboard (MDF), lem tembak, karet gelang, dan kertas,” ungkap pemuda asal Kota Jambi itu.
Melalui persiapan yang matang sejak Juni 2024 lalu, tim yang dibimbing oleh Dr Candra Irawan ST MT ini berhasil membuat rancangan desain dengan memadukan perakitan kayu yang dilapisi oleh kertas.
Menurut Max, lapisan kertas membuat bangunan lebih kuat untuk menahan guncangan.
“Selain itu, kami menambahkan karet gelang pada sekeliling gedung, sehingga gedung dapat kembali ke posisi semula saat terjadi gempa,” ujarnya.
Lebih lanjut, alumnus SMA Negeri 4 Kota Jambi itu menambahkan bahwa struktur rancangan bangunan tersebut kemudian dikenakan beban secara horizontal dan diuji dengan gempa buatan di atas shaking table.
“Tim kami berhasil mencapai percepatan hingga 700 gal dan pemuatan mass blocks hingga 15,4 kilogram,” tutur mahasiswa angkatan 2021 itu.
Di balik kesuksesannya pada ajang bergengsi ini, mahasiswa yang hobi olahraga basket itu mengaku bahwa timnya sempat menemui kendala dalam keterbatasan fasilitas pengujian beban vertikal dan gempa buatan.
“Namun, kami dapat mengatasinya dengan teliti dari serangkaian pengujian hingga mendapatkan model yang optimum,” imbuhnya.
Berkat ketekunan dan ketelitian itu, tim yang beranggotakan Raynard Vincent Elsantio, Muhammad Ardhi Wicaksono, Haikal Tamir, dan Max sendiri ini tidak hanya sukses mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
Namun juga membuka peluang bagi mahasiswa ITS untuk bisa lebih banyak berkecimpung pada kompetisi-kompetisi bergengsi skala internasional lainnya.(Yul)