SURABAYA, Beritalima.com-
Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) kembali mengukir prestasi. Kali ini prestasi datang dari mahasiswa Fakultas Hukum (FH). Tim dari FH Unair mendapat juara kedua dalam Kompetisi Perancangan Undang-Undang.
Kompetisi ini diselenggarakan oleh Forum Kajian dan Penelitian Hukum (FKPH) Universitas Brawijaya.
Tim FH Unair beranggotakan enam orang. Mereka adalah Fredrick Binsar Gamaliel Manurung, Alvaro Rajendra Putra Rachmadi, Rahman Maulana Toraja, Widigda Barata Kusuma, Aliya Wardani, dan Muhammad Nabil Fawwaz Zakie. Tim bersama dosen pendamping, Franky Butar-Butar SH MDev Prac LL M.
Proses Panjang Selama Berkompetisi
Perwakilan tim, Barata menuturkan bahwa penyusunan naskah timnya mulai sejak Juli 2024.
“Kami mempersiapkan kompetisi ini dimulai pada bulan Juli 2024 dengan pembagian selama 1 bulan untuk melakukan riset, merancang naskah akademik, lalu merancang peraturan perundang-undangan,” tuturnya.
Barata juga menambahkan bahwa proses penyusunan naskah berlangsung selama libur semester yang bersamaan dengan Praktik Kerja Lapangan (PKL). Hal ini memunculkan kendala tersendiri bagi tim.
“Kendala tersebut kami tangani dengan cara membagi tugas antara pengerjaan naskah rancangan peraturan perundang-undangan dan melakukan riset untuk naskah akademik,” kata Barata.
Tantangan lain yang tim hadapi saat penyusunan naskah akademik adalah kolaborasi keilmuan dengan bidang teknologi.
“Kami harus mengelaborasikan bukan hanya dalam aspek hukum, melainkan juga aspek lain, seperti teknologi dan aspek teknik untuk menyusun peraturan,” ungkapnya.
Setelah penyusunan naskah akademik selesai, tim rutin melakukan latihan presentasi. Proses latihan selama berbulan-bulan akhirnya berbuah manis pada presentasi final yang berlangsung pada Sabtu (14/09/2024) di Universitas Brawijaya.
“Kami melaksanakan latihan rutin setiap hari mulai sore hari dan libur pada hari Senin,” jelas Barata.
Pengalaman Berharga
Sebagai mahasiswa prodi Hukum, Barata menyebut kompetisi ini jadi ajang yang bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuannya.
“Banyak hal yang saya dapatkan baik dalam proses penyusunan naskah hingga presentasi. Saya belajar bahwa mengolaborasikan segala aspek keilmuan dalam penyusunan sebuah peraturan merupakan hal yang wajib dilakukan,” tuturnya.
Selain itu, melalui kompetisi ini, Barata juga belajar banyak soal teamwork, time management, dan menghargai satu sama lain. Pengalaman untuk bersaing dengan peserta dari perguruan tinggi lain juga menjadi pengalaman bernilai baginya untuk meningkatkan kepercayaan diri.(Yul)