Tim Indonesia Maju ke Tahap Final ‘Go Green in the City 2016’ di Paris Mewakili Wilayah East Asia Japan

  • Whatsapp

Tim dari Universitas Indonesia terpilih menjadi pemenang pertama Go Green in the City East Asia Japan Regional Final 2016

Jakarta, 15 Juni 2016 – Tanggal 10 Juni lalu telah diselenggarakan kompetisi Go Green in the City East Asia Japan Regional Final 2016. Sebanyak 10 tim yang terpilih sebagai pemenang di masing-masing negara, mewakili Indonesia, Korea, Filipina, Malaysia, Singapura, Taiwan, Thailand, Myanmar, Vietnam dan Jepang memaparkan program dan konsep pengelolaan energi yang efisien dan inovatif secara virtual di hadapan dewan juri yang terdiri dari pakar internasional di bidang pengelolaan energi.

Go Green in the City merupakan kompetisi global tahunan yang diselenggarakan oleh Schneider Electric berdasarkan fakta bahwa efisiensi energi di perkotaan merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan. Hal ini disebabkan oleh arus urbanisasi, digitalisasi dan industrialisasi yang melanda hampir semua kota di seluruh belahan dunia.

Riyanto Mashan selaku Country Director Schneider Electric Indonesia menuturkan, “Bagi Schneider Electric, kompetisi GGITC yang sudah kami gelar setiap tahun sejak 2009 merupakan kunci penting bagi lahirnya inovasi, suatu hal yang sejak awal telah menjadi DNA bagi perusahaan kami. Mahasiswa dapat berkontribusi pada pemetaan langkah-langkah digitalisasi, dekarbonisasi dan desentralisasi energi yang saat ini dibutuhkan dunia demi menciptakan lingkungan perkotaan yang tidak hanya efisien secara energi, namun juga ramah lingkungan. Dengan kata lain, kami senantiasa mengupayakan adanya sebuah open innovation yang berkelanjutan di segala level.”

Di tingkat nasional, tahap final telah digelar tanggal 19 Mei 2016. Setelah sembilan finalis dari berbagai wilayah Indonesia mempresentasikan proposal mereka di hadapan dewan juri, akhirnya Tim Scarf dari Universitas Indonesia dengan konsep “Droplock Turnstile Gate” berhasil keluar sebagai pemenang pertama. Selain memenangkan uang tunai sebesar Rp30 juta, tim ini akhirnya maju ke babak selanjutnya untuk berkompetisi dengan para pemenang dari negara East Asia Japan lainnya di Go Green in the City East Asia Japan Regional Final tanggal 10 Juni 2016 lalu.

Setelah melewati proses penjurian yang ketat, dewan juri akhirnya mengumumkan satu tim pemenang yang akan berangkat ke Paris, Perancis untuk lanjut ke tahap final ‘Go Green in the City’ International Case Challenge di Paris bulan September mendatang. Berikut urutan tiga besar pemenang Go Green in the City 2016 tingkat East Asia Japan Regional Final:


Pemenang I

Tim “Scarf” dari Indonesia beranggotakan Nabila Astari dan Stephanie Rawi (Universitas Indonesia) dengan proyek Droplock Turnstile Gate. Melalui inovasi ini, listrik dapat secara mudah dihasilkan dari pergerakan gerbang pintu putar (turnstile gate) yang umum ditemui di halte atau stasiun kereta. Pergerakan dari setiap orang yang menggunakan kartu akses dan melewati gerbang akan mengaktifkan generator khusus yang ada di dalam gerbang dan menghasilkan energi listrik. Listrik tersebut nantinya akan digunakan untuk menghidupi perangkat card reader di gerbang serta disimpan di dalam baterai sebagai sumber energi. Jika diaplikasikan di 50 titik saja, dipercaya inovasi ramah lingkungan ini mampu mengurangi beban biaya listrik hingga 15 kwh/hari.

Pemenang II

Tim “Ateneo Ohm” dari Filipina beranggotakan Prince Aldrin Domer dan Sheena Fernandez (Ateneo De Manila University) dengan proyek AeoLuminate, berupa perangkat yang akan menjadi sebuah langkah maju untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh kondisi cuaca yang tidak menentu, yang sering dihadapi oleh teknologi terbarukan yang saat ini ada. Selain itu, alat ini dapat menjawab meningkatnya kebutuhan untuk mendata kualitas udara untuk keperluan monitoring maupun pembuatan kebijakan dalam menghadapi peningkatan emisi gas rumah kaca. Seluruh sistemnya menggunakan energi yang mandiri, sangat ideal untuk lampu jalan yang terletak di luar grid, dan memiliki skalabilitas yang baik. Idenya adalah menginstal perangkat di atas lampu jalanan di mana ia dapat mensuplai energi untuk lampu itu sendiri, mengumpulkan data kualitas udara, dan meningkatkan kualitas udara dengan sistem penyaringan tiga tahap.

Pemenang III

Tim DTU dari Vietnam beranggotakan Nguyen Cong Duc dan Huynh Minh Trang (Duy Tan University) dengan proyek “Solusi Tambak Udang Ramah Lingkungan dengan Metode Zero Water Replacement. Saat ini budidaya udang di Vietnam selama 30 tahun terakhir turut berperan dalam kerusakan hutan mangrove dan ekosistem lokal. Ironisnya situasi ini ikut mengancam mata pencaharian para petambak. Proyek ini bertujuan menciptakan metode budidaya udang baru yang lebih bersih dan berkelanjutan. Meskipun proyek ini tidak secara langsung memberi dampak pada daerah perkotaan, tapi energi yang dapat dihemat sangat signifikan dan membawa banyak manfaat bagi penduduk lokal, terutama anak-anak dan perempuan.

Tim Indonesia sebagai pemenang pertama akan melewati proses pendampingan dan pelatihan yang akan diberikan oleh para ahli dari Schneider Electric untuk memantapkan kesiapan mereka di ajang Grand Final Go Green in The City pada tanggal 19-22 September 2016 di Paris. Mereka akan bersaing di tahap final dengan 13 tim terbaik dari negara-negara dunia lainnya.

“Merupakan suatu kebanggan besar bagi Schneider Electric Indonesia bahwa konsep yang dibawa oleh tim ‘Scarf’ dari Universitas Indonesia mampu mengungguli tim-tim lainnya di tingkat East Asia Japan. Artinya, kreativitas anak bangsa dapat bersaing di tingkat regional dan dunia. Semoga melalui kompetisi ini, generasi muda Indonesia akan lebih terlibat aktif dalam menghadapi isu kelangkaan energi yang terjadi saat ini melalui ide-ide efisiensi energi yang inovatif,” tutup Riyanto.

-selesai-

Tentang Schneider Electric

Schneider Electric adalah perusahaan global di bidang pengelolaan energi dan automasi. Dengan pendapatan sebesar €27 milyar di akhir tahun 2015, Lebih dari 170.000 karyawan kami melayani konsumen di lebih dari 100 negara, membantu mereka untuk mengelola energi dan segala proses yang terkait di dalamnya dengan cara yang aman, terandalkan, efisien dan berkelanjutan. Dari solusi sesederhana saklar hingga sistem operasional yang kompleks, teknolgi, software dan layanan kami akan memudahkan konsumen dalam mengelola dan mengotomatisasi kegiatan operasional mereka. Teknologi kami yang saling terkait akan mampu merubah wajah industri, mentransformasi perkotaan, dan memperkaya hidup. Di Schneider Electric, kami menyebutnya: Life Is On  www.schneider-electric.com

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *