Caption:
ketua peminatan Industri Kreatif PSDM Sekolah Pascasarjana
Dr Santi Isnaini, saat memberikan pelatihan public speaking pada guru-guru sekolah Indonesia-Singapura
SURABAYA, beritalima.com|
Tim pengajar Magister Pengembangan Sumber Daya Manusia peminatan Industri Kreatif Universitas Airlangga memberikan pelatihan public speaking kepada guru-guru Sekolah Indonesia Singapura (SIS). Pelatihan yang diberikan pada Jumat dan Sabtu (17–18/2/2023) itu diberikan sebagai cara pengembangan personal branding.
Pelatihan itu merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat skala internasional di Singapura. Tim pengmas beranggotakan Dr Santi Isnaini dan Dina Septiani PhD.
“Semua orang pasti punya rasa takut untuk bicara di depan umum, apalagi untuk pertama kalinya,” jelas Santi yang juga ketua peminatan Industri Kreatif PSDM Sekolah Pascasarjana.
“Kunci utamanya ada pada persiapan dan latihan,” lanjut pengurus Perhumas itu.
Santi memahami bahwa guru-guru SIS pasti sudah punya persiapan. Tapi saat menghadapi audiens yang berbeda, bisa jadi diperlukan persiapan tambahan.
“Apalagi guru SIS membawa nama negara, tidak hanya sebagai guru atau SIS, tapi nama Indonesia,” imbuh dosen Departemen Komunikasi FISIP Unair itu.
Pentingnya Personal Branding
Selain pelatihan public speaking, workshop ini juga melatih guru SIS dalam pengembangan personal branding. Pentingnya personal branding itu disampaikan oleh pengajar peminatan Industri Kreatif yang juga kepala bidang internasional di Airlangga Global Engagement Universitas Airlangga, Dina Septiani.
“Tantangan global dan masifnya penggunaan media sosial menunjukkan pentingnya personal branding bagi semua orang, apalagi guru SIS,” ujar pengajar di Government Transformation Academy-Kementrian Kominfo itu.
“Setiap orang memilih dan menentukan personal branding seperti apa yang dia inginkan dan dia munculkan,” ujar peneliti di Center for Strategic & Creative Communications Sekolah pascasarjana Unair itu.
Berikan Kontribusi
Pelatihan ini menjadi sangat relevan karena menurut Yenny Dwi Maria, Kepala Sekolah SIS, SIS memiliki posisi strategis karena sebagai sekolah yang berkurikulum Indonesia, secara geografis berada di jantung perdagangan, bisnis, dan keuangan internasional.
“Sehingga setiap guru dan staf SIS tidak hanya membawa branding sebagai diri mereka tapi juga sebagai guru SIS dan nama Indonesia,” terang Yenny.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura, IGAK Satrya Wibawa, PhD menyatakan pengmas yang diselenggarakan oleh Sekolah Pascasarjana Unair ini menjadi kontribusi penting dalam pengembangan kerja sama antar negara sekaligus untuk menunjukkan peran sekolah pascasarjana di masyararakat.
“Pengmas ini salah satu hasil kunjungan dan dialog pimpinan Pasca UNAIR beberapa waktu lalu ke KBRI. Pada prinsipnya, KBRI siap mendukung semua kegiatan yang membawa manfaat bagi Indonesia,” jelas Satrya.
Sebagai informasi, pengmas dilaksanakan selama dua hari dengan metode ceramah pada hari pertama dan praktik pada hari kedua. Praktik yang diberikan berupa penyampaian elevator pitch, yakni metode penyampaian informasi selama durasi elevator berjalan selama kurang lebih 30 detik. Penyampaian elevator pitch menjadi kunci penyampaian informasi mengenai personal branding dari guru-guru SIS. (Yul)