Bireuen- Aceh Beritalima.com TIM Pemadam Kebakaran Bireuen bantu kebakaran Gambut (rumput) kurang lebih seluas 2 Ha di kawasan persawahan Desa Pulo Lawang Kecamatan Peudada Kabupaten bireuen Senin 26 September 2016.
Akibat kebakaran Gambut seluas sekitar 2Ha tersebut, suasa Keude Pucok Alue Reng dan jalan raya sekitarnya di selimuti asap tebal. Setelah berhasil di padamkan oleh 2 mobil TIM Pemadam Kebakaran Bireuen, oleh masyarakat yang rumah dekat dengan lokasi tesebut menarik nafas lega.
Camat Peudada Drs, Muhammad Hasan di dampinggi Kapolsek Peudada Iptu Hardriman S,Sos dan Komandan Daramil 18 Peudada Kapten Ali Akbar. kepada Beritalima com dilokasi kebakaran (26/9) menjelaskan bahwa, masaalah pembakaran di badan jalan maupun dipinggir jalan raya yang berskala besar, telah kami keluarkan surat edaran Muspida serta Muspika setempat, sebagai larangan keras, pungkas Muhammad Hasan dan di aminni Kapolsek dan Komandan Daramil 18 Peudada.
Muhammad Hasan menambahkan, “Larangan pembakaran Jerami dan Gambut sudah benar-benar kita larang,” bahwa tidak membakar Jerami di pinggir jalan raya atau rumput sembarangan tempat, demi menjaga kenyamanan bagi penguna jalan raya, contohnya seperti tabrakan Cendawasih vs Tronton yang telah terjadi di Jembatan Alue Syueng Kecamatan Plimbang 2015 yang lalu, itu adalah malapetaka bagi sipengguna jalan raya. Maka patuhilah peraturan sesuai surat edaran tesebut, tegas Muhammad Hasan.
Di tempat terpisah salah seorang masyarakat bernama NEK Din (58) menjumpai Media Beritalima.com (26/9) seraya memaparkan bahwa, Sawah kering yang tumbuh rumput lebat di sekitar Desa Pulo Lawang, Desa Karing, Desa Seuneubok Paya dan Desa Pulo Ara Kecamatan Peudada sekitar, rawan kebakaran rumput atau gambut sawah yang demikian rupa, karena sawah tersebut menunggu pealiran air dari Irigasi Aneuk Gajah Rhet Lawang Kec-Peudada, terang NEK Din.
Masih menurut NEK Din, sekian lama dari ribuan hektar sawah-sawah tadah hujan di sekitar, kian musim tanam padi hingga berbungga selalu kering lalu tak terhiraukan, sehingga selalu menjadi keluhan utama kepada Pemerentah Daerah maupun Pemerentah Pusat. Bagi petani padi dan menjadi harapan serta menunggu di aliri air dari Irigasi Aneuk Gajah Rhet tersebut di 2017 mendatang, harap NEK Din. (abdullah Peudada)