Makkah, beritalima.com| – Anggota Tim Pengawas (Timwas) Haji DPR RI Selly Andriany Gantina mengingatkan Kementerian Agama (Kemenag) titik krusial ibadah haji bukan hanya saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina, melainkan justru setelahnya karena saat itu kondisi jemaah umumnya mulai kelelahan baik secara fisik maupun psikis, terutama bagi jemaah lansia dan penyandang disabilitas.
“Justru setelah puncak haji inilah titik krusial. Para jemaah kelelahan, capek lahir dan batin. Banyak dari mereka mengalami gangguan psikis karena terpisah dari pendampingnya atau pasangan. Ini sangat rentan, apalagi bagi lansia dan disabilitas,” ujar Selly di Makkah (4/6).
Politisi Fraksi PDI-Perjuangan yang juga Anggota Komisi VIII DPR RI itu menekankan pentingnya skenario teknis dari Kementerian Agama untuk menangani fase pasca-puncak haji secara terstruktur. Ia mengingatkan bahwa minimnya mitigasi risiko dapat memperburuk kondisi jemaah dan berdampak pada tingginya angka kematian maupun gangguan kesehatan.
“Kemenag perlu menyiapkan langkah teknis bukan hanya saat puncak haji, tetapi justru pascapuncaknya harus diantisipasi seperti apa. Jika tidak, akan berdampak luas bukan hanya pada lansia dan disabilitas, tetapi juga pada jemaah lain yang ikut membantu mereka,” sarannya.
Selly juga menyoroti pentingnya komunikasi yang jelas antara syarikah, Kemenag dan seluruh lapisan petugas haji di lapangan. Menurutnya, masih banyak miskomunikasi yang terjadi karena informasi hanya berhenti di tingkat pusat dan tidak tersampaikan merata ke petugas teknis di lapangan seperti ketua kloter, pembimbing ibadah, petugas konsumsi, dan transportasi.
“Kesepakatan dengan syarikah seringkali hanya di level pusat. Tapi petugas lapangan tidak tahu menahu. Ini yang menyebabkan banyak masalah, bahkan ada jemaah yang diturunkan di tengah jalan. Ini sangat mengkhawatirkan,” tambahnya.
Jadi, menurut Selly, keberhasilan penyelenggaraan ibadah haji bukan hanya diukur dari lancarnya puncak ibadah, tetapi juga dari keselamatan dan kenyamanan jemaah hingga akhir perjalanan haji. Untuk itu, ia meminta pemerintah memastikan sistem komunikasi dan koordinasi lapangan berjalan efektif dan tidak menimbulkan kebingungan di kalangan Jemaah.
Jurnalis: Rendy/Abri

