“Tiga siswa yang menyabet emas adalah Muhammad Abyan (kelas VI), Ilham Wandy (kelas V), dan Afel Allaric (kelas VI),” kata penanggung jawab ekstra-kulikuler robotika SD MUhammadiyah 4/Pucang Surabaya, Endik Setiawan.
Endik Setiawan mengatakan, Senin (5/9/2016) salah satu kunci sukses SD Muhammadiyah karena mampu beradaptasi dengan berbagai aturan lomba yang berubah tiap tahun. Dia menambahkan, tiap tahun IISRO melombakan berbagai macam ketegori lomba robot. Meski ada yang sama, aturan-aturan dibuat berbeda tiap tahun.
Untuk itu, raihan empat kali juara lomba robot kategori under water itu merupakan bukti timnya dapat beradaptasi dengan ketentuan baru.
“Sebenarnya yang sulit itu bukan meraih juara, tapi mempertahankannya. Jadi, prestasi ini salah satu bukti tim robot kami bisa beradaptasi dengan berbagai macam ketentuan,” tuturnya.
Regenerasi, lanjut dia, juga modal penting mempertahankan juara. Endik mengaku lebih senang mendidik siswa yang benar-benar serius ikut ekskul robotika. Apalagi ekskul ini juga berbiaya mahal.
Untuk anak pemula, kata Endik, proses pembelajaran robotika sekitar satu sampai dua bulan. Bila reguler, cukup latihan seminggu sekali. Jika akan mengikuti kompetisi, latihan bisa digelar selama dua minggu terus-menerus.
“Ini semua juga karena ada kerjasama sekolah dan orang tua. Komunikasi intens yang berjalan baik,” tandasnya.
Sementara itu, Muhammad Abyan Siswa Muhammadiyah 4 Pucang mengatakan, robot yang mampu memindahkan kelereng paling banyak di dalam air menjadi pemenang.
“Kami hanya diberi waktu dua menit untuk memindahkan kelereng di dalam air yang medannya berbentuk L,” katanya, Dia melanjutkan, kesulitan lomba kategori under water, harus mampu menggerakan robot dengan stabil selama di dalam air.
Sebelum kompetisi, robot sudah dirancang terlebih dahulu bersama pelatih dan pendamping. Menurut Abyan, di arena lomba, dirinya bersama dua anggota lain tinggal mengoperasikan.
“Kami berlatih hampir satu bulan sebelum terjun lomba,” ungkapnya.(sh86)