Timika beritalima.com. Ratusan Warga Asli Papua yang berdomisili di Kampung Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Timika meminta ikut dievakuasi. Mereka meminta dievakuasi akibat minimnya pelayanan kesehatan, pendidikan, bahan makanan dan psikis yang dialami warga, Senin (20/11).
Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Boy Rafli Amar, MH mengatakan dua hari sebelumnya tim satgas terpadu melakukan pendalaman terhadap warga di Banti juga berkoordinasi dengan pendeta setempat. Tujuannya meminta untuk membantu melakukan evakuasi atau merelokasi sementara karena masalah-masalah pelayanan pendidikan bahan makanan dan kondisi psikis.
Untuk mengevakuasi warga,saat ini 11 bus anti peluru sudah disiapkan untuk mengangkut warga ke Timika dengan pengawalan dari Satgas Terpadu TNI dan Polri.
Kapolda Papua Irjen Pol Drs. Boy Rafli Amar, MH mengatakan,sebenarnya keinginan tersebut sempat ditolak oleh warga untuk dipindahkan sementara. Namun setelah satgas terpadu berkordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Timika dan PT.Freeport Indonesia,penampung sementara dan dukungan dan akan dijadikan solusi untuk pendidikan dan kesehatan.
Pukul 09.30 wit, tim evakuasi menuju kampung Kimbeli, Utikini dan longsoran dengan penjagaan ketat anggota TNI-Polri ( Satgas Terpadu) dan 804 warga asli Papua berhasil dievakuasi dari kampung masing-masing ke Tembagapura.
Dan sekitar pukul 12.00 wit ratusan warga tersebut dievakuasi dari Kampung Kimbeli dan Banti Distrik Tembagapura oleh tim satgas terpadu TNI/Polri serta CLO PT.Freeport Indonesia. Pukul 13.25 Wit, Rombongan Evakuasi sebanyak 11 Bus bergerak menuju Timika dengan pengawalan aparat kepolisian dan TNI menuju Timika,sampai di Timika Pukul 17.00 WIT,dan warga ditampung di Gedung Emenemeyauware langsung diambil data dan pemeriksaan medis.