SURABAYA, beritalima.com|
Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) kembali menorehkan prestasi membanggakan. Kali ini, prestasi tersebut datang dari Hansen Dafa P dari prodi Teknologi Informasi, Najwa Latifah dari prodi Ilmu Politik, dan Karina Kusuma dari prodi Ilmu Sejarah. Mereka bertiga berhasil meraih juara III lomba debat Action Polinema 2023 pada Minggu (06/08/2023).
Action Polinema merupakan lomba debat tingkat nasional yang diselenggarakan oleh HIMA Akuntansi Politeknik Negeri Malang (POLINEMA). Tahun ini, lomba tersebut mengusung tema Adaptive Modern Association to Face Challenges of Society 5.0 Era in Action 2023.
Najwa selaku perwakilan tim menjelaskan bahwa lomba debat tersebut berlangsung selama dua hari pada tanggal 6-7 Agustus 2023. Pada hari pertama, lomba diawali dengan babak pre-eliminasi dengan mempertemukan 12 tim.
“Pada babak ini, kami masih menikmati kompetisi karena menggunakan prepared motion sehingga kami bisa kasih tipping point lebih awal. Kami juga merasa di babak ini perlombaan tidak terlalu ketat sehingga membuat kami yakin untuk masuk dalam breaking 8 besar dan bertanding hingga final. Hasilnya juga memuaskan karena menempatkan kami pada posisi terbaik ke-2,” ungkapnya.
Najwa melanjutkan, peserta yang berhasil lolos pada babak pre-eliminasi berhak mengikuti babak octofinal, quarter final, semifinal, dan grandfinal pada hari kedua. Dalam hal ini, tim mereka berhasil melaju hingga babak semifinal melawan tim UBAYA dan berhasil keluar menjadi juara III.
“Kami merasa sangat senang karena berhasil meraih juara III. Namun, kami tetap merasa ada banyak hal yang perlu untuk di-improve. Masih banyak materi yang kami baru ingat seharusnya bisa dibawa setelah perlombaan selesai. Selain merasa senang dan perlu adanya improve lebih banyak dari lomba ini, kami rasa yang paling berkesan adalah pengalaman untuk proses berkembang dalam debat lebih lanjut,” jelas mahasiswa FISIP itu.
Sempat Kesulitan Membedah Mosi
Lebih lanjut, Najwa mengaku selama berkompetisi, ia dan tim sempat mengalami beberapa tantangan. Mulai dari lawan yang makin sulit saat babak semi final, selisih poin yang tipis dengan lawan, hingga mosi-mosi debat yang membingungkan.
“Kami sempat mendapatkan mosi yang cukup membingungkan yaitu isu e-money yang bisa meningkatkan laju inflasi. Selain itu, kami juga mendapat mosi tentang investasi prioritas pada ekonomi kreatif. Menurut kami, mosi itu cukup sulit karena kami bermain dalam konteks negara berkembang di mana di sisi kami harus investasi pada ekraf, bukan pada industri tradisional,” paparnya. (Yul)