Timbulkan Kerumunan Saat Vaksinasi, Warga Surabaya Bereaksi

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com| Fix, Vaksinasi telah digelar Pemkot Surabaya di Gelora 10 November (G10N) Surabaya.
Vaksinasi Covid-19 sejak 7/7/2021. Menyasar 50.000 orang per hari hingga Minggu (11/7/2021), vaksinasi itu dinilai mengundang kerumunan. Terbukti, berbagai video dan foto yang beredar menunjukkan buktinya.

Alhasil, fakta tersebut mengundang reaksi warga, baik aktivis maupun pedagang.

“Tau gitu saya jualan dekat gelora saja biar dapat pembeli, mumpung disana banyak kerumunan”, jelas Nasukha, salah satu pedagang warkop di sebuah pasar tradisional yang mengeluh seringkali menunggu dagangan tanpa pembeli.

“Kita tidak boleh jualan nanti dibilang mengundang kerumunan. Padahal selama ini, tidak pernah pembeli sampai antri. Paling cuma satu dua orang saja yang andok (cangkruk). Tapi sekarang semua disuruh bungkus. wong orang butuhnya ngopi dan ngerokok, masak ya dibungkus.”

Kerumunan vaksinasi juga memantik reaksi keras pedagang mebel, Saher.
“Kebijakan mbokya yang utuh. Jangan cuma mikir semua vaksin, tapi gak mikir bagaimana semua warga sehat. Kalau ekonomi sulit gara-gara toko disuruh tutup, bagaimana bisa sehat?”

Dari kalangan aktivis, yaitu ning Lia Istifhama, menyesalkan vaksinasi serentak yang seharusnya bisa mengefektifkan Puskesmas setempat.

“Setahu saya vaksin bisa dilakukan di Puskesmas. Mengapa itu tidak dimaksimalkan saja? Jika dilakukan serentak dengan jumlah besar, yah wajar berpotensi kerumunan. Apalagi musim pancaroba gini. Khawatir ada resiko warga yang kurang fit tapi memaksakan diri ikut vaksin karena niat ingsun patuh pemerintah. Mohon dipertimbangkan resiko silent carrier, yaitu pengidap corona yang dapat menularkan virus ke orang lain.”

Sedangkan gus Yusuf Hidayat, salah seorang tokoh Muda NU di Surabaya, menjelaskan bahwa kebijakan Walikota Surabaya Eri Cahyadi mempertimbangkan aspirasi warga.

“Kemarin pak Eri sudah bikin ramai dengan publikasi ratusan peti mati dan tour of duty, sekarang giliran vaksinasi yang targetnya 50 ribu sehari. Jangan salahkan peserta vaksin kalau disana timbul kerumunan. Di sisi lain, banyak masyarakat yang butuh sentuhan humanis karena PPKM Darurat di Surabaya melemahkan sektor ekonomi wong cilik, terutama PKL, tukang becak, pedagang keliling, dan sebagainya.”

Lebih lanjut, gus Yusuf berharap Pemkot Surabaya mempertimbangkan aspek ekonomi dan sosial karena penurunan tingkat ekonomi serta produktivitas masyarakat, dikhawatirkan menurunkan imunitas masyarakat. (red)

beritalima.com beritalima.com

Pos terkait