JEMBER, beritalima.com | Memiliki tinggi mencapai 5,5 meter, program makmur membuat petani tebu di wilayah Kecamatan Prajekan, Kabupaten Bondowoso beruntung.
Seperti yang disampaikan Lingga Riski Nugroho, selaku APV Program Makmur saat ditemui wartawan beberapa waktu lalu, di salah satu rumah makan di Jember, Senin (20/11/2023).
Lingga menceritakan, petani tebu Pak Teguh asal Bondowoso bergabung di program makmur dari tahun 2021.
“Sejak awal 2021 awal fokusnya memberikan kawalan budidaya terhadap petani tebu. Kita menyediakan pupuk yang tepat waktu, pupuk asli, berkualitas,” katanya.
Menurutnya skema ini sangat berbeda, dimana distributor langsung mendistribusikan ke petani, dan petani bisa memupuk dengan harga kompetitif.
“Dalam program makmur ini memberikan salah satu layanan, melalui tenaga agronomis lapangan, diawali dengan uji tanah. Begitu tahu, kita berikan rekomendasi,” bebernya.
Lingga menuturkan, untuk pupuk para petani tebu di Prajekan, yang dipakai 700 kilogram ZA, 300 kilogram NPK dan itu perhektar.
Dimana dalam program makmur ini, ada kolaborasi mulai PTPN, Pupuk Indonesia, Bank Himbara, asuransi dan sebagainya.
“Jadi semua ada kepastian dan hasil panen juga meningkat,” ungkapnya.
Pak Teguh selaku petani asal Kecamatan Prajekan, mengaplikasikan konsep pemupukan berimbang.
“Sehingga menjadi contoh di level perkebunan, yang mana tingginya bisa sampai 5,5 meter dan rendemen tembus angka 9 persen,” terang Lingga.
Untuk tahun pertama di wilayah Prajekan targetnya 16 ribu hektar, tahun kedua 32 ribu hektar dan tahun ketiga 99 ribu hektare. “Untuk tahun 2024 nanti harus naik 143 ribu hektar,” pintanya.
Ada sekitar 500 petani di Prajekan yang sekarang bergabung ke program makmur. Kedepan, ini akan dikembangkan di Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, NTT, NTB dan Sulawesi dan Kalimantan. (Sug)
