SURABAYA, beritalima.com – Dalam rangka meningkatkan peluang invetasi dan transaksi dagang di Jatim, pada kunjungan kerja/kunker ke Belanda Delegasi Pemprov Jatim melakukan bisnis meeting dengan investor Belanda di Amsterdam Marriot Hotel, Selasa (20/11) waktu setempat. Beberapa investor dan pelaku bisnis Belanda yang hadir antara lain bergerak di bidang kesehatan, pendidikan, industri sabut kelapa, serta pengolahan limbah B3.
Gubernur Jawa Timur Dr. H. Soekarwo yang sedang dalam perjalanan menuju Belanda menyampaikan, Pemprov Jatim akan menangkap semua peluang usaha untuk meningkatkan nilai ekspor ke Belanda. Khususnya, untuk produk-produk UMKM asli Jatim yang memiliki potensi luar biasa.
“Saya berharap melalui kegiatan kunjungan ini investasi Belanda di Jatim akan meningkat. Demikian pula neraca perdagangan Jatim-Belanda, khususnya untuk keseimbangan ekspor-impor dua wilayah,” urai Pakde Karwo sapaan lekat Gubernur Jatim saat dikonfirmasi.
Sementara itu, Kepala Disperindag Prov. Jatim Drajat Irawan selaku Perwakilan Delegasi Pemprov Jatim saat paparan menjelaskan, bahwa pertumbuhan ekonomi Jatim yaitu 5,52 lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yaitu 5,17. Selain itu, iklim investasi di Jatim sangat baik didukung dengan empat jaminan kemudahan berbisnis di Jatim.
Ia menambahkan, lima komoditi non migas Jatim yang diekspor ke Belanda yaitu berbagai produk kimia, kayu, barang dari kayu, bahan kimia organik, alas kaki, serta spare part kendaraan. Sedangkan komoditi impor Jatim dari Belanda antara lain mesin-mesin/pesawat mekanik, alumunium, jangan dan kulit mentah.
Pada kegiatan bisnis meeting ini delegasi Pemprov Jatim menawarkan delapan proyek potensial yang tengah dikembangkan. Diantaranya yaitu kawasan ekonomi pariwisata Singosari, kawasan ekonomi khusus Prigi, pembangunan rumah sakit di Sidoarjo, dan pengelolaan limbah B3.
Khusus untuk pengelolaan limbah B3, pada awal Desember nanti salah satu investor yang tertarik pada proyek ini akan datang ke Jatim guna site visit dan membuat perjanjian kerjasama. Apalagi, kaji lingkungan terkait pendirian pabrik pengolahan limbah B3 di Jatim telah selesai. Disamping itu, potensi pengelolaan limbah B3 di Jatim sangat besar mengingat Jatim merupakan backbone Indonesia timur. Bahkan, Gubernur Jatim yang biasa disapa Pakde Karwo telah menunjuk salah satu BUMD yaitu PT. Jatim Graha Utama (JGU) untuk menangani hal ini.
Selain itu, pengusaha di bidang teknologi pengolahan sabut kelapa juga akan melakukan investasi untuk pembangunan pabrik di daerah Sidoarjo. Khusus untuk pengolahan kopi telah terjadi transaksi bisnis dengan permintaan 3 ton setiap bulan ke Belanda untuk kopi jenis Arabica.
Sedangkan di bidang kesehatan, Jatim mendapatkan tawaran kerjasama pelatihan dan pendidikan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan seperti perawat dan dokter. Ini penting dilakukan, bagi Belanda sebelum mendirikan rumah sakit semua tenaga kesehatan harus terdidik dan bersertifikat internasional.
Pada kegiatan ini, juga dilakukan pameran aneka produk-produk unggulan UKM Jatim seperti makanan, aneka kopi khas Jatim, madu khas Jatim, dan produk-produk lainnya.
Investor Belanda Sambut Baik Kegiatan Bisnis to Bisnis
Pada kesempatan yang sama, salah satu pengusaha yang bergerak di bidang pengolahan limbah B3 Bobby Thiel menyambut baik kegiatan bisnis to bisnis/B2B yang dilakukan oleh Pemprov Jatim. Melalui kegiatan ini, pihaknya bisa mengetahui informasi secara langsung mengenai perkembangan perijinan tentang pabrik pengolahan limbah B3 yang ingin mereka dirikan di Jatim.
“Saya sangat senang ada delegasi Pemprov Jatim yang datang kesini, karena kami perlu segera mengetahui bagaimana konsep yang telah dibuat,” ungkap Bobby.
Terkait pameran produk UKM yang dilakukan, menurutnya merupakan langkah baik untuk memperkenalkan produk Jatim pada masyarakat Belanda. Ia berharap, kegiatan ini bisa dilakukan secara berkelanjutan dan dibuat dalam event yang lebih besar.
Perkuat Konsep Ekonomi Digital, Pemprov Jatim Kunjungi Startup di Belanda
Untuk memperkuat konsep penerapan digital ekonomi, delegasi Pemprov Jatim melakukan kunjungan ke salah satu startup yang bergerak di sektor perhiasan yang berada di Rotterdam, Belanda, Selasa (20/11) waktu setempat. Kegiatan ini penting dilakukan, karena saat ini ekonomi digital menjadi progam prioritas yang telah ditetapkan Pemprov Jatim.
Pengusaha startup ini bernama Ferlin Yoswara yang merupakan orang Indonesia. Saat ini, Ferlin merupakan satu dari dua orang asal Indonesia yang mampu mendapatkan start-up visa dari pemerintah Belanda. Berbagai inovasi karyanya di bidang desain perhiasan sangat diterima oleh masyarakat Belanda, bahkan pasarnya sudah sampai iran dan libanon.
Saat ini, berkat kegigihannya Ferlin telah membuka Market Your Jewelry B.V. dan meluncurkan Saaraa Jewelry (www.saaraa.nl), sebuah perusahaan yang merancang dan membuat perhiasan dari bahan perak dan kristal Swarovski. Inovasi juga terus ia lakukan, salah satunya dengan membuat smart jewelry yang bisa digunakan untuk membuka pintu menggantikan kartu seperti biasanya digunakan di Eropa.
“Inovasi harus terus dilakukan, karena sebagai startup visa usaha yang kita buat harus berkelanjutan. Kerjasama dengan berbagai pihak juga dilakukan utamanya dengan bidang teknologi infromasi,” terang Ferlin.
Sementara itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Prov. Jatim Dra. Hj. Nina Soekarwo, M.Si yang juga dalam perjalanan menuju Belanda menyambut baik kunjungan ke startup visa di Belanda untuk pengembangan kerajinan berbasis digital. Apalagi, startup ini bergerak di sektor perhiasan dimana banyak pengrajin yang tergabung dalam Dekranasda bergerak pada bidang yang sama.
“Saya berharap informasi berbagai pengalaman dari startup di Belanda ini bisa menumbuhkan semangat para pengrajin di Jatim. Sehingga, ke depan semakin banyak startup dari berbagai bidang kerajinan bermunculan di Jatim,” harap Bude Karwo sapaan akrab Ketua Dekranasda Prov. Jatim yang juga istri Gubernur Jatim saat dikonfirmasi. (rr)