Dalam rangka meningkatkan kualitas pengelolaan koperasi, Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Jatim melakukan kegiatan studi banding ke Koperasi Wanita/Kopwan Serba Usaha Setia Budi Wanita Jawa Timur atau biasa disebut SBW. Kegiatan Ini penting dilakukan karena melalui koperasi yang berkualitas, maka produktivitas perempuan akan bisa ditingkatkan dan cita-citanya bisa diwujudkan.
“Banyak hal yang bisa diadopsi dan diimplementasikan dari Kopwan SBW ini, sehingga bisa berpengaruh nyata pada peningkatan kinerja koperasi melalui pemantapan kelembagaan, pengembangan usaha, dan pelayanan bagi anggotanya,” terang Ketua Umum BKOW Provinsi Jatim Dra. Hj. Fatma Saifullah Yusuf saat memberikan sambutannya pada acara studi banding di Gedung Pertemuan Kopwan Serba Usaha SBW Jatim, Jl. Raden Intan Kav. 108 Arjosari, Malang, Kamis (19/10).
Ketua Umum BKOW Provinsi Jatim atau yang lekat disapa Fatma menjelaskan, bahwa kegiatan simpan pinjam telah dilaksanakan oleh BKOW Jatim dan berlangsung beberapa tahun dalam bentuk pra koperasi. Kemudian atas gagasan bidang ekonomi dan koperasi, kegiatan ini ditingkatkan status hukumnya menjadi sebuah badan hukum koperasi. “Gagasan para pengurus BKOW ini saya sambut baik dan segera diwujudkan dengan melibatkan seluruh jajaran terkait,” ungkapnya.
Fatma meyakini, bahwa salah satu cara peningkatan ekonomi keluarga melalui peran perempuan dapat tercipta jika mereka berusaha secara berkelompok dalam bentuk koperasi. Selain itu, melalui koperasi kaum perempuan akan memiliki suatu wadah untuk memenuhi kebutuhan anggotanya, khususnya perempuan itu sendiri. “Lewat koperasi perempuan bisa menghasilkan sesuatu secara bersama-sama serta memiliki akses lebih untuk mendapatkan fasilitas dan kemudahan. Sehingga dengan segala keberuntungan ini nantinya akan bermuara pada peningkatan taraf hidup keluarganya,” tukasnya.
Lebih lanjut disampaikan, program pembentukan koperasi ini dapat terwujud sehingga Badan Hukum Koperasi Cipta Padma Wanita (CPW) Jatim berhasil diterbitkan pada tanggal 27 Maret 2011. Dalam kurun waktu enam tahun badan usaha yang awalnya hanya 33 orang anggota, dengan modal awal Rp. 33 juta, saat ini berkembang menjadi 310 anggota dengan volume usaha Rp. 1,6 milyar. “Selanjutnya, berdasarkan pemeringkatan koperasi yang dilaksanakan Dinas Koperasi dan UKM Prov. Jatim pada tanggl 29 Mei 2015, Koperasi CPW Jatim mendapat peringkat “Berkualitas”,” imbuh Fatma.
Terkait kiprah Koperasi CPW Jatim, Fatma yang juga selaku Pengawas Koperasi CPW Jatim memiliki mimpi koperasi ini bisa meraih keberhasilan sebagaimana Kopwan SBW Jatim. Keberhasilan Kopwan SBW Jatim telah dibuktikan dengan berbagai penghargaan baik tingkat lokal maupun nasional. “Hal ini membuktikan bahwa Kopwan SBW telah berhasil memberdayakan perempuan melalui kepemilikan usaha yang sehat, efisien, tangguh, dan mandiri,” terangnya.
Fatma berharap, kegiatan studi banding ini dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh semua peserta yang hadir. Dengan demikian nantinya, ilmu yang diperoleh bisa dijadikan acuan dalam meraih dan meningkatkan kinerja Koperasi CPW Jatim. “Kami menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran Kopwan SBW, semoga kedepan kompetensi anggota Koperasi CPW Jatim semakin maju dan berkembang,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Kopwan Serba Usaha SBW Jatim Dra. Sri Untari Bisowarno, M.AP mengatakan, kopwan ini menerapkan sistem tanggung renteng. Dengan konsep tanggung renteng, maka semua anggota memiliki komitmen untuk menanggung dan menyelesaikan bila ada masalah.
Di sisi keanggotaan Kopwan SBW dibentuk dengan sistem kelompok antara 15 sampai 30 orang dengan mempertimbangkan kedekatan tempat tinggal masing-masing. “Kopwan SBW ini bukan hanya lembaga usaha yang hanya berorientasi pada laba tapi juga pendidikan bagi anggota. Oleh karena itu kami benar-benar memikirkan bagaimana memberi manfaat sebesar-besarnya bagi anggota,” ungkapnya.
Untari sapaan akrab Ketua Umum Kopwan SBW menambahkan, konsep tanggung renteng diibaratkan seperti dua sisi mata uang. Satu sisi itu filosofi, sisi lainnya adalah sistemnya, dan dua-duanya saling berkepentingan. Oleh sebab itu untuk seleksi awal anggota dimulai dari kelompok, kemudian setelah diterima maka akan dididik tentang sistem yang diterapkan.
Selain itu, setiap bulan juga diadakan pertemuan rutin antar semua anggota di kelompok, sehingga ada chemistry gotong royong yang terbangun. “Ini adalah bukti bahwa jika koperasi dikerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh, maka akan menimbulkan kesejahteraan,” terangnya.
Kegiatan studi banding ini diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari pengurus, anggota pleno perwakilan dari 46 anggota organisasi BKOW Provinsi Jatim, serta anggota Koperasi Cipta Padma Wanita Provinsi Jatim. (rr)