SURABAYA, beritalima.com – Belum lama ada pergantian pimpinan, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi dan Kepelabuhan (STIAMAK) Barunawati Surabaya bikin gebrakan. Perguruan tinggi swasta yang memiliki keunggulan di bidang bisnis kepelabuhanan ini mengadakan seminar internasional selama dua hari, Selasa-Rabu (11-12/12/2018), di Hotel Mojopahit, Surabaya.
Dengan menggandeng The Royal IHC Belanda, perusahaan galangan kapal dengan produk unggulan kapal keruk, dalam seminar ini STIAMAK menghadirkan narasumber dari The IHC Belanda, disamping dari Pelindo III, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Seminar bertema “International Conference: Dredging Technology & Regulation for Port Business 2019” ini diikuti tidak kurang dari 100 peserta dengan latar belakang beragam, baik profesional BUMN, BUMD, BUMS, dan akademisi.
Ketua STIAMAK Barunawati Surabaya, Nugroho Dwi Priyohadi, mengatakan, ini merupakan sinergi progresif pihaknya dengan lembaga nasional maupun internasional.
“Ini kami lakukan untuk turut meningkatkan kompetensi SDM Pelabuhan, karena dredging sendiri sangat vital sebagai bagian dari infrastruktur laut guna mendukung program Presiden Jokowi di Bidang Kemaritiman,” ujar alumni port management dari World Maritime University (WMU) Swedia yang cukup kenyang pengalaman di kepelabuhanan ini.
Dirjen Hubla, Agus Purnomo, melalui Kasubdit Pengerukan Kementerian Perhubungan Laut, Isryadi, menyatakan, pemerintah mengajak semua pihak bersinergi untuk memajukan maritim Indonesia.
“Regulasi sudah dirancang untuk mempermudah semua pihak membangun infrastruktur laut, khususnya di bidang dredging ini. Karena, sedimentasi maupun pendangkalan perairan, baik di alur maupun kolam pelabuhan, memang perlu diberikan perhatian khusus,” kata Dirjen Hubla.
PT Pelindo III yang memiliki cakupan kelola pelabuhan di 7 provinsi sangat antusias menyambut kegiatan ini.
“Pelindo III menaruh perhatian khusus di bidang dredging ini, tidak hanya untuk memperdalam alur, namun juga teknologi dredging untuk pemeliharaan kolam pelabuhan dan wilayah kepentingan perairan Pelindo untuk mendukung daya labuh kapal dan kedalaman perairan,” kata Direktur Utama Pelindo III, Doso Agung, melalui Direktur Teknik Joko Noerhuda.
Ditambahkan, untuk memperdalam alur pelayaran pihaknya punya anak perusahaan PT Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) dan afilisi di PT Ambang Barito Nusapersada Banjarmasin.
Sementara itu Rob Boersma, Area Director The Royal PHC, menyatakan kesiapan IHC untuk ikut berkontribusi dalam pengembangan bisnis maritim, khususnya lagi kepedulian untuk mengedukasi masyarakat terkait teknologi dredging.
“Kami sudah eksis lebih dari 100 tahun dalam bidang shipyard, dan saat ini aktif menjalin kerjasama dengan pihak swasta maupun BUMN BUMD untuk ketersediaan kapal keruk maupun layanan jasa konsultansi lainnya,” ungkap Rob Boersma.
Dr Saut Gurning MSc, pengamat dari ITS, melihat bahwa teknologi akan makin berkembang jika pihak industri bertemu dengan usernya, sehingga setiap inovasi teknologi akan sesuai dengan kebutuhan pasar.
“Pemda yang memiliki BUMD bersama BUMN maupun swasta perlu memahami teknologi terkini, sekaligus paham regulasi terkait tarif, perpajakan, retribusi, PNBP, dan aturan lain, sehingga semua akan bersinergi membangun negeri melalui kemaritiman,” ujar pengamat beken ini.
Public Relation STIAMAK Barunawati Surabaya, M.Fail, mengatakan, kegiatan selama dua hari ini selain seminar internasional juga disertai dengan program Field Trip ke Terminal Teluk Lamong dan JIIPE Manyar Gresik. Menurutnya, dari kegiatan ini pihaknya dapat menambah jaringan di tingkat nasional maupun internasional. (Ganefo)