MAGETAN, beritalima.com- Hujan deras yang melanda Magetan, Selasa (16/3) yang berlangsung selama kurang lebih 5 jam, berdampak pada longsor dan banjir yang juga menyebabkan pada rusaknya jembatan penghubung antar desa, antar kecamatan hingga antar kabupaten.
Untuk itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, didampingi Bupati Magetan, Suprawoto, dan BBWS Bengawan Solo meninjau lokasi putusnya jembatan Kedungdowo yang menjadi penghubung Desa Bogem dengan Desa Kentangan, Kecamatan Sukomoro, serta Jembatan Ngunut di Kecamatan Kawedanan yang merupakan penghubung utama Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ponorogo.
Melihat kondisi di sekitaran Jembatan, Khofifah menyampaikan perlunya percepatan normalisasi sungai. Namun bukan hanya sekadar normalisasi. Pembenahan lingkungan sekitar sungai juga harus segera dilakukan. Mulai bronjong dan plengsengan yang permanen di area kritis perlu diprioritaskan.
“BMKG sudah mewanti-wanti tentang intensitas hujan yang tinggi, jadi bencana banjir yang terjadi diberbagai daerah di Indonesia termasuk di Jatim akan kita detailkan kembali upaya pengendaliannya bersama tim BBWS Brantas dan Bengawan Solo. Kita cari solusi secara integratif dan komprehensif,” ucap Khofifah.
Upaya yang bisa dilakukan, lanjutnya, antara lain normalisasi sungai secara lebih masif, mendirikan tanggul, plengsengan, menata hulu- hilir, memonitor gerakan sampah, revegetasi dan sebagainya.
Khofifah melanjutkan, putusnya Jembatan Ngunut sangat berdampak pada dinamika mobilitas keseharian warga. Hal ini karena Jembatan Ngunut, menghubungkan antara Kabupaten Ponorogo-Kabupaten Magetan. Namun sayangnya pada Selasa lalu ambrol karena tergerus aliran sungai yang debit airnya tinggi. Untuk itu, Khofifah menginstruksikan perbaikan plengsengan sungai bisa segera dilakukan.
“Tadi kita sudah kroscek ketersediaan bronjong milik Pemkab Magetan, ditambah lagi bronjong bantuan dari Pemprov Jatim. Ketersediaannya cukup, sehingga bisa dimulai sesegera mungkin,” tuturnya.
Khofifah juga menyampaikan estimasi perbaikan jembatan secara permanen akan memakan waktu hingga empat bulan. Baik dimulai dari pemberian bronjong, pembentukan plengsengan, hingga pembenahan jembatan permanen yang terdampak.
“Kalau pemasangan bronjong bisa satu-dua hari ini dimulai. Kalau untuk jembatan permanen, tadi berdiskusi dengan Pak Bupati, estimasinya kurang lebih 4 bulan bisa selesai,” jelasnya
Sementara itu, dampak juga dirasakan pula oleh warga DusuntPojok, Desa Pojok, Kecamatan Kawedanan. Sisi barat dan timur sungai yang melintasi desa ini mengalami kerusakan. Sebanyak 15 rumah tercatat rusak. Lebih detail, di bagian sisi barat 9 rumah rusak dan di sisi timur 6 rumah rusak.
Berdasarkan data, 13 KK tercatat mengungsi di bagian sisi barat sungai dan 12 orang mengungsi di bagian sisi timur. Bahkan, saat dilakukan peninjauan, ditemukan jembatan gantung yang rusak serta satu rumah warga yang roboh akibat diterjang banjir. Aktivitas warga pun masih berupaya untuk membersihkan sisa-sisa banjir yang masih ada.
Sebelumnya, bantuan dari Pemprov Jatim telah didistribusikan melalui BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Provinsi Jatim yang diterima secara simbolis oleh Bupati Magetan, Suprawoto di Pendopo Surya Graha Kabupaten Magetan.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga menyerahkan bantuan secara simbolis berupa 1.000 lembar Glangsing, 40 lembar jumbo bag, 40 lembar bronjong, 20 lembar terpal, 50 paket sandang wanita, 10 pcs matras, 20 paket family kids, 120 paket siap saji, 60 paket lauk pauk, 102 paket tambahan gizi, 50 paket kebersihan, 50 kardus tambahan gizi, 20 kardus kauk pauk, 20 kardus makanan siapĀ mie instan, 300 kilogram beras, dan 1.000 masker kain. (Hd).