JAKARTA, Beritalima.com– Dalam Kunjungan Kerja (Kunker) ke Sulawesi Selatan, Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti didampingi Wakil Wali Kota Parepare, Pangerang Rahim meninjau rumah masa kecil, Presiden ketiga Indonesia, Prof Dr Burhanuddin Jusuf (BJ) Habibie di Kecamatan Ujung, Kota Parepare, Jumat (25/9).
Rumah pojok di Jalan Alwi Abdul Jalil Habibie. Kota Parepare itu sudah menjadi aset daerah. Dan, tercatat sebagai cagar budaya Kota Parepare. Meski kurang terawat dan banyak dipenuhi daun pepohonan yang jatuh, namun rumah tersebut masih utuh dengan struktur bangunan dan bagian dalam yang tetap seperti dulu.
“Saya setuju dan mendorong Pemerintah Kota Parepare menjadikan rumah ini sebagai Museum BJ Habibie. Selain bentuk penghormatan kita kepada Presiden Indonesia ketiga tersebut, juga ini adalah bagian dari kearifan lokal, sekaligus ikon kebanggaan masyarakat Parepare khususnya, dan Indonesia umumnya,” kata LaNyalla dalam keterangan pers yang diterima Beitalima.com, Jumat (25/9) petang.
LaNyalla bersama rombongan juga berkunjung ke Sentra Agribisnis dan Kebun Kabupaten Enrekang. Diterima langsung Bupati Muslimin Bando, LaNyalla bersama rombongan melakukan penanaman pohon dan bibit hortikultura serta melepas bibit ikan Nila dan Gurame ke kolam penangkaran.
Senator dari Provinsi Jawa Timur ini
mengaku, selalu mendorong daerah untuk mencari terobosan guna peningkatan kapasitas fiskal daerah. Apalagi di tengah pelambatan ekonomi dan resesi yang sudah di depan mata. “Daerah harus menjadi kekuatan ekonomi dengan fokus kepada potensi masing-masing. Enrekang fokus di pertanian dan perkebunan. Sudah on the track,” kata dia.
Sebelum keliling Sulawesi Selatan, Kamis (24/9) malam, LaNyalla bersilaturahim ke Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah dan Forkompimda di rumah jabatan Gubernur Sulsel, Jalan Sungai Tangka, Makassar.
Pada kesempatan itu, Nurdin menjelaskan apa yang menjadi kebutuhan Sulsel baik dalam bidang pertanian, kehutanan dan yang paling penting soal dunia usaha atau investor.
Dijelaskan bagaimana masalah yang dihadapi petani saat ini, termasuk susahnya pasokan pupuk, obat-obatan dan benih bagi petani perkebunan, khususnya benih coklat. Terkait ini, petani Sulsel bergantung dengan perbenihan di Jember, Jatim.
Berbeda, untuk sektor perikanan. Sulawesi Selatan berhasil melakukan ekspor berkali-kali dan saat ini sudah melakukan ekspor langsung, tidak lagi melalui Surabaya dan Jakarta.
“Alhamdulillah kami sudah melakukan direct call hasil pertanian dan perikanan kita di Sulsel,” kata Nurdin kepada LaNyalla.
Untuk sektor peternakan, masih dalam proses pengembangan di beberapa wilayah. Termasuk di Kabupaten Luwu Utara, Kecamatan Seko, yang akan dijadikan pusat ternak sapi di Sulsel. “Sulsel siap menjadi daerah lumbung daging nasional bahkan dunia, karena memiliki lahan yang sangat luar biasa untuk pemeliharaan sapi,” demikian Nurdin Abdullah. (akhir)