MALANG – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo meninjau proses persiapan Politeknik Kesehatan Malang yang akan digunakan sebagai Rumah Sakit (RS) Lapangan Ijen Boelevard untuk penanganan pasien COVID-19 di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (3/12).
Dalam peninjauan tersebut, Doni Monardo yang juga menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melihat proses pengerjaan tiap-tiap ruangan dan fasilitas sudah mulai menujukkan hasil yang baik.
Dia menilai bahwa kondisi RS Lapangan tersebut nantinya dapat menjadi lebih baik dari RS yang ada di daerah lain.
“Saya menilai kondisi Rumah Sakit Lapangan ini termasuk mungkin yang akan lebih baik dibandingkan sejumlah rumah sakit yang tersedia di beberapa daerah,” kata Doni.
Doni berharap pengerjaan fasilitas RS Lapangan yang ditargetkan selama dua pekan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan pasien dan penanganan COVID-19 di Kota Malang dan sekitarnya.
“Mudah-mudahan saja pengerjaan selama dua minggu ke depan bisa mempercepat meningkatkan pekerjaan ini untuk penyelesaian fasilitas yang ada di tiap-tiap ruangan,” kata Doni.
Adapun menurut Doni, kunjungan kerja dan peninjauan yang dilakukan Ketua Satgas Penanganan COVID-19 tersebut sudah menjadi kewajiban dari Pemerintah Pusat, sebagaimana yang diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo untuk percepatan penanganan COVID-19, termasuk juga yang telah dilakukan di daerah lain.
“Kiranya mungkin tidak jauh berbeda dengan apa yang selama ini sudah diberikan dukungan dari Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Provinsi,” jelas Doni.
Sehingga dia berharap, segala bentuk dukungan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat tersebut dapat meringankan beban bagi sejumlah Rumah Sakit yang ada Malang dan sekitarnya.
“Mudah-mudahan penambahan ruang perawatan di Poltekes ini akan bisa membantu untuk mengurangi beban RS yang ada di sekitar Malang Raya,” kata Doni.
Jawa Timur Semakin Baik, Tapi Angka Kematian Masih Tinggi
Dalam kesempatan yang sama, Doni Monardo juga menilai bahwa penanganan COVID-19 di wilayah Provinsi Jawa Timur sudah semakin baik apabila dibandingkan dengan beberapa bulan sebelumnya.
Akan tetapi Dia melihat ada kenaikan kasus baru setelah adanya liburan pada beberapa hari yang lalu. Tentunya Doni meminta agar hal tersebut kemudian dapat dijadikan antisipasi untuk ke depannya.
“Secara umum Jawa Timur sudah sangat bagus, apabila dibandingkan pada periode bulan Juni, Juli, Agustus dan September awal. Tetapi setelah adanya libur empat hari yang lalu tren kenaikan (kasus COVID-19) mengalami sedikit peningkatan,” kata Doni.
“Mudah-mudahan ini bisa sedikit dikendalikan,” imbuhnya.
Selanjutnya, kendati kasus COVID-19 dapat dikendalikan, namun Doni melihat bahwa angka fatality rate di wilayah paling timur Pulau Jawa itu masih tinggi.
Dalam hal ini, Doni mengingatkan kepada pemangku kebijakan di daerah agar terus memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik, sebingga para penderita COVID-19 dengan gejala ringan agar tidak menjadi lebih berat.
Sebab, kondisi pasien COVID-19 dengan gejala berat memiliki prosentase kematian hingga 67 persen.
“Kemudian yang kedua angka kematian di Jawa Timur ini juga masih cukup tinggi,” jelas Doni.
“Hasil dari gejala ringan ke sedang ini tidak boleh memasuki fase yang lebih tinggi, yaitu berat. Sehingga harus sedini mungkin ditangani dengan optimal, sehingga bisa lebih banyak menyelamatkan saudara-saudara kita,” imbuh Doni.
Belajar dari perkembangan penanganan COVID-19 di RS Lapangan Indrapura Surabaya, maka Doni meminta agar apa yang telah dilakukan kemudian dijadikan contoh dan perbandingan.
Sebagaimana data yang diperoleh Doni, RS Lapangan Indrapura dengan kapasitas 356 tempat tidur dapat terus menaikkan angka kesembuhan. Bahkan tidak pernah ada laporan mengenai kasus kematian yang dikeluarkan secara resmi dari pihak RS tersebut.
“Pengalaman RS Lapangan Indrapura hendaknya bisa dijadikan sebagai perbandingan,” pungkas Doni.
Adapun selain meninjau persiapan RS Lapangan Ijen Boelevard, Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo juga memberikan dukungan lain berupa alat swab antigen sebanyak 5.000 buah, masker medis 150.000 lembar dan 5.000 gloves.