Canada, Berbagai program Pemerintah yang berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat adat / masyarakat asli di suatu wilayah biasanya dilakukan dengan banyak pendekatan. Tergantung pada persoalan yang terjadi di masing – masing daerah yang mungkin memiliki suatu perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya. Salah satu model pendekatan yang dilakukan oleh Pemerintah Kanada adalah pengurangan dampak buruk akibat penyalahgunaan alkohol dan narkoba.
Komisioner Kompolnas RI Dede Farhan Aulawi yang dimintai tanggapannya ketika dihubungi di Vancouver – Canada, Sabtu (2/11) mengatakan bahwa Pemerintah Kanada sangat menaruh perhatian terhadap program pengurangan dampak buruk alcohol dan narkoba bagi komunitas Aborigin di Ontario, Kanada. Bukan hanya di Ontario saja, tetapi juga di seluruh negeri tersebut. Orang Aborigin berisiko sangat tinggi untuk mengalami kecelakaan, penyakit dan kematian akibat banyaknya penggunaan alcohol yang tidak terkontrol.
Empat komunitas First Nation di Ontario, Kanada merumuskan kebijakan manajemen alkohol antara tahun 1992 dan 1994. Kebijakan manajemen alkohol adalah pilihan kontrol lokal untuk mengelola penggunaan alkohol di area rekreasi. Hasil survei menunjukkan bahwa penurunan masalah terkait penggunaan alkohol yang terkait dengan keracunan, perilaku gangguan, aktivitas kriminal, pelanggaran lisensi minuman keras, dan kerugian pribadi lainnya.
Kebijakan manajemen pemakaian alkohol didasarkan pada premis bahwa masyarakat adat banyak yang mengkonsumsi alkohol secara tidak terkontrol sehingga membahayakan dirinya dan masyarakat umum lainnya. Merujuk pada fakta ini maka Pemerintah mengembangkan kebijakan khusus menyangkut penggunaan alcohol, khususnya di perkotaan. Semua ini berorientasi pada konsep pengurangan dampak buruk dari alcohol.
Masalah pengendalian penggunaan alcohol di Kanada ini pernah menjadi salah satu objek riset dari Addiction Research Foundation, yang merupakan bagian dari proses peninjauan etika di University of Toronto. Jadi masalah penggunaan alcohol yang tidak terkendali selain membahayakan diri dan orang lain, juga ditinjau sebagai sebuah perilaku yang melanggar etika. Oleh karena itu penggunaannya harus dikendalikan dengan sebuah kebijakan yang terus memonitor secara konsisten agar tidak terjadi penggunaan yang tidak terkendali.