Tips Mengelola Emosi Saat Puasa di Tengah Pandemi

  • Whatsapp
Tri Kurnia Ambarini dosen dan ahli psikologi universitas Airlangga

SURABAYA,  Beritalima.com|Pengelolaan atau regulasi emosi bagi setiap manusia menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Hal itu karena dapat memberikan dampak, baik secara fisik maupun psikologis.Tri Kurniati Ambarini, M.Psi., Psikolog, dosen Fakultas Psikologi dari Departemen Psikologi Klinik dan Kesehatan Mental Universitas Airlangga membagikan tips yang dapat dilakukan masyarakat dalam mengelola emosi saat berpuasa di tengah pandemi Covid-19.


Menyusun ulang target dan cara pencapaian target dalam beribadah selama bulan Ramadan menjadi cara pertama yang dapat dilakukan. Sebagai contoh, kebiasaan tarawih setiap malam di masjid dapat disesuaikan menjadi berjamaah setiap malam bersama anggota keluarga.
Kemudian, membuat daftar tugas atau tanggung jawab yang harus diselesaikan, baik tugas kantor, sekolah, atau tugas rumah. Membuat skala prioritas dapat menjadi solusi, untuk bisa menyelesaikan tugas secara bertahap dan disesuaikan dengan ritme aktivitas ibadah yang dilakukan di rumah.


“Buatlah skala prioritas dan selesaikan tugas secara bertahap serta sesuaikan ritmenya dengan aktivitas beribadah di rumah,” terang dosen yang akrab disapa dengan Rini tersebut.
Identifikasi dan Atasi Situasi Mendata atau mengidentifikasi situasi-situasi yang mudah mendatangkan emosi negatif dapat dilakukan. Emosi negatif yang dirasakan dapat berupa rasa marah, sedih, kecewa, takut, kesepian, dan lainnya.


“Jika memungkinkan hindari situasi tersebut dengan melakukan aktivitas lain yang setara namun bertujuan sama,” ungkapnya.
Selanjutnya yaitu mengatasi situasi dengan menyediakan dan mengkreasi pojok ibadah di rumah. Kreasi pojok ibadah tersebut tidak harus besar, namun usahakan aktivitas ibadah dilakukan di tempat tesebut, sehingga suasana khas Ramadan tetap terasa.


Tips lainnya yaitu dengan membuat ritual atau kebiasaan baru yang sesuai syariat di dalam keluarga. Kebiasan itu terkait pelaksanaan ibadah selama bulan Ramadan yang melibatkan semua anggota keluarga.
“Libatkan semua anggota keluarga agar ritual tersebut menyenangkan bagi semua orang,” ujarnya.


Rini juga mengungkapkan bahwa lebih baik berusaha menghargai capaian dalam beribadah yang telah kita raih, agar dapat mengindari rasa keputusasaan atau kekecewaan terhadap diri sendiri. Salah satunya dapat dimulai dengan memahami keterbatasan diri selama situasi pandemi. (yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com beritalima.com beritalima.com

Pos terkait