TRENGGALEK, beritalima.com|Trenggalek Mohammad Nur Arifin mengatakan program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) jika diulik dari sejarah pelaksanaannya merupakan pengejawantahan kemanunggalan TNI dengan rakyat.
“Karena keberadaan TNI tidak bisa dipisahkan dengan rakyat. Sejarah kemanunggalan ini sudah dimulai sejak merebut perjuangan meraih kemerdekaan,” ungkap Nur Arifin saat membuka pelaksanaan TMMD ke 105 yang berlangsung di Lapangan Desa Surenlor Kecamatan Bendungan.
Suksesor Emil Dardak yang kini naik kelas mendampingi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parwansa ini, kemudian melanjutkan dengan menyampaikan bahwa program TMMD merupakan wujud nyata pengabdian TNI kepada bangsa dan negara di luar tugas TNI sebagai penjaga kedaulatan negara,
“Pelaksanaan TMMD merupakan progam pembangunan lintas sektor yang melibatkan seluruh komponen pembangunan dan bangsa. Baik dari kementrian, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan. Artinya program TMMD merupakan sebuah sinergi yang kuat secara bersama antara TNI dan pemerintah dalam rangka memperluas dan mewujudkan kesejahteraan,” papar Nur Arifin mengutip narasi teks pidato Khofifah Indar Parawansa. .
Ke depan, sambung dia, program TMMD diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap percepatan pencapaian pembangunan melalui pemberdayaan ekonomi daeeah, meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menurnkan kemiskinan.
“Serta tentu saja spirit program TMMD ini nantinya dapat menempatkan desa sebagai subyek pembangunan, sehingga (pemerintah) desa dapat merencanakan dan memberdayakan sendiri masyarakatanya,” tandas dia.
Sebagai informasi, pelaksanaan program TMMD ke 105 di Kabupaten Trenggalek kali ini menyasar dua desa dengan indeks wilayah garis nestapa yakni Desa Sumurup dan Desa Dompyong Kecamatan Bendungan.
Sementara Komandan Kodim 0806 Trenggalek Letkol Inf Dodik Novianto selaku Dansatgas TMMD menjelaskan ada dua sasaran yang menjadi fokus pada kegiatan bakti sosial ini. Sasaran tersebut meliputi kegiatan fisik dan non fisik. Kegiatan fisik meliputi rabat jalan, tembok pembuatan jalan, renovasi rumah tidak layak huni (RTLH) hingga renovasi musala. Sedangkan sasaran non fisik meliputi penyuluhan langsung kepada warga setempat baik memberikan materi tentang bebangsaan, bela negara hingga pencegahan narkoba.
(pendim)