Pesawat tempur yang akan ditampilkan jenis Sukhoi, F-16, T-50i, Hawk, dan Super Tucano. Ada pula pesawat angkut jenis C-130, C-295, dan C-212. Juga, helikopter jenis NAS-332 dan SA-330 banyaknya puluhan pesawat tempur tersebut menyimulasikan pertempuran di udara.
Dan juga jenis empat pesawat tanpa awak (drone) digunakan sebagai sasaran untuk tembak rudal dan pemantauan sasaran. Dengan selain kemampuan tempur juga, ditampilkan sejumlah alat utama seperti sistem persenjataan (alutsista) modern. Di antaranya, meriam Oerlikon dan rudal QW 3. Dua ribu personel juga dilibatkan dalam latihan tersebut. Dalam acara Kegiatan itu, juga disaksikan langsung oleh Bapak Presiden Joko Widodo (Jokowi), Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan juga sejumlah menteri yang ikut menyaksian langsung. Di antaranya, Menko Polhukam Wiranto, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, serta Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
TNI menegaskan, itu adalah latihan rutin alias tidak terkait dengan situasi politik di Laut China Selatan. “Latihannya sudah berlangsung dua minggu kok,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI-AU Marsma Jemy Tri Sonjaya. Menurut dia, latihan tersebut bertujuan menguji profesionalisme dan kesiapan prajurit TNI-AU dalam menghadapi ancaman.
Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, latihan tempur itu tidak bertujuan memprovokasi siapa pun. TNI tidak akan menggelar latihan militer apa pun dan dengan pihak mana pun di Laut China Selatan. “Sikap Indonesia adalah menjaga situasi damai dan stabil di Laut China Selatan,@Budi beritalima.com