Tanggap darurat tahap II, Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) penanggulangan bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi Sulawesi Tengah telah berakhir pada tanggal 26 Oktober 2018, selanjutnya terhitung mulai tanggal 27 Oktober 2018 status berubah menjadi tahap transisi pemulihan. Pada tahap ini untuk pengerahan personel TNI berdasarkan atas pertimbangan efektivitas.
Komandan Batalyon Zeni Tempur 8/SMG Mayor Czi Catur tetap menempatkan 1 Satuan Setingkat Kompi (SSK) di Sektor Kabupaten Sigi untuk membantu Pemerintah Daerah setempat, Senin (29/10/2018). Yonzipur 8/SMG mendapatkan permintaan dari Kepala Sekolah SD Inpres Jonooge Ibu Selvie, S.Pd untuk dibuatkan kelas darurat dari tenda, mengingat bangunan SD Inpres Jonooge sudah tidak layak untuk ditempati dan anak-anak harus belajar terutama untuk kelas 5 dan 6 yang dalam waktu dekat akan menghadapi ujian nasional.
Dalam membantu Kepala Sekolah Dasar (SD) Inpres Jonooge, Danki Zipur Kapten Czi Basor H segera mengerahkan 15 personel yang dipimpin oleh Serka Adit Ramadin dan mempunyai kemampuan konstruksi untuk mendirikan 8 kelas darurat yang terbuat dari bahan kayu dan rencananya atap dari terpal di sekitar pengungsian Desa Lolu dengan areanya lebih luas serta jaraknya terjangkau oleh anak-anak.
Selain Prajurit Yonzipur 8/SMG, juga dilibatkan 15 Prajurit TNI dari kesatuan Brigade Infanteri 22/Ota Manasa, bahu membahu mendirikan bangunan sementara untuk dijadikan kelas-kelas darurat, yang nantinya akan digunakan sebagai sarana belajar mengajar bagi murid-murid SD khususnya kelas 5 dan kelas 6.
Sebelum melaksanakan pembangunan kelas-kelas darurat tersebut, Prajurit TNI dari kesatuan Yonzipur 8/SMG dan Brigiff 22/Ota Manasa terlebih dahulu melaksanakan pembongkaran kelas-kelas yang sudah porak poranda akibat bencana gempa bumi yang terjadi beberapa waktu lalu dan tidak bisa digunakan lagi untuk melaksanakan proses belajar mengajar.