TNI Lumpuhkan Delapan Anggota OPM

  • Whatsapp
TNI lumpuhkan delapan anggota OPM (foto: {Puspen TNI)

Papua, beritalima.com| – Beberapa hari jelang Hut ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, TNI melalui Komando Operasi (Koops) Habema dengan satuan tugasnya berhasil melumpuhkan serta menembak delapan anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Dari informasi masyarakat, pada 8 Agustus 2025 di Distrik Mewoluk, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, satuan tugas menyisir Kampung Biak yang diduga menjadi lokasi persembunyian OPM jaringan Tenggamati Enumbi. Berdasarkan arsip kepolisian, Tenggamati Enumbi pernah masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) Polda Papua terkait pencurian dengan kekerasan di Puncak Jaya.

Saat mendekati sasaran, pasukan mendapat tembakan dari OPM sehingga terjadi kontak senjata. Tiga anggota OPM tertembak dan salah satunya diduga Tenggamati Enumbi. Sisanya melarikan diri ke arah timur sambil membawa korban tertembak. Dari lokasi, ditemukan barang bukti dua pucuk pistol, dua unit radio komunikasi HT (Baofeng dan WLAN), puluhan amunisi berbagai kaliber, satu bendera Bintang Kejora, tiga unit telepon genggam, power bank, magasin senjata dan perlengkapan tempur lainnya.

Selanjutnya, pada 11 Agustus 2025 di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, pasukan kembali kontak senjata dengan kelompok OPM Kodap VIII Kemabu. Dalam kejadian tersebut, satu anggota OPM bernama Dece Mujijau (tokoh di bawah pimpinan Sabinus Waker) tewas. Dua anggota OPM lainnya yakni Daume Maeseni dan Sabinus Joani, mengalami luka tembak. Anggota TNI mengamankan barang bukti berupa empat butir amunisi kaliber 5,56 mm, satu tas selempang, satu HP Android, dan satu kalung OPM.

Pada 12 Agustus 2025 di sekitar Kampung Eknemba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, kelompok OPM mencoba melakukan serangan balasan, namun berhasil digagalkan. Kontak senjata berujung dua anggota OPM tewas, yakni Teleginus Maiseni, tokoh gerombolan OPM Kemabu, beserta ajudannya Seprianus Maiseni. Barang bukti yang diamankan meliputi dua gelang, dua kalung, dua cincin perak, dua cincin OPM, dan satu pasang sarung tangan.

Rangkaian peristiwa ini membuktikan bahwa Kelompok Separatis Bersenjata OPM secara konsisten menjadi pihak yang mengganggu stabilitas keamanan, melakukan penyerangan terlebih dahulu, serta mengintimidasi masyarakat. Tindakan mereka mengancam jalannya pemerintahan, pembangunan, dan ketertiban umum di wilayah Papua.

Pangkoops Habema Mayjen TNI Lucky Avianto menyampaikan, “rangkaian penyisiran ini merupakan langkah tegas dan terukur untuk menjaga stabilitas keamanan serta melindungi masyarakat. Aparat tidak akan memberi ruang bagi pihak-pihak yang berupaya mengganggu ketertiban dan mengancam keselamatan warga.”

Sementara Kapuspen TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi di Cilangkap, Jakarta Timur (15/8), menambahkan, “keberhasilan ini juga membuktikan bahwa setiap tindakan prajurit TNI dalam menghadapi kelompok bersenjata dilaksanakan secara profesional, terukur, dan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Namun demikian, di luar aspek penindakan, TNI tetap konsisten mengedepankan pendekatan teritorial yang humanis dan dialogis sebagai bagian dari upaya membangun stabilitas jangka panjang di Papua.”

Jurnalis: dedy/abri

beritalima.com

Pos terkait