KUPPANG, beritalima.com – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat meminta para tokoh agama untuk senantiasa mengembangkan semangat toleransi dan menghimbau umatnya agar menghayati perbedaan secara rileks.
Gubernur Viktor menyampaikan hal itu saat kegiatan Dialog Pemerintah Provinsi NTT dengan Lembaga – Lembaga Keagamaan se-Provinsi NTT di Hotel Aston, Selasa (9/4).
Tema yang diusung adalah ‘ Merawat Toleransi, Kerukunan dan Keharmonisan Hidup dalam Spirit NTT Bangkit Menuju Sejahtera dalam Bingkai NKRI ‘.
“ Membangun sebuah bangsa harus didasarkan pada kondisi untuk menerima perbedaan sebagai bentuk yang sangat rileks. Kecenderungan yang terjadi sekarang, kita berbeda tetapi kaku sekali. Sampai kita tidak dapat bangun hubungan secara baik,” ujarnya.
Menurut Gubernur Viktor, semangat menghayati perbedaan secara rileks ini telah ditunjukan oleh para pejuang dan pendiri bangsa. Diawali oleh para pemuda dalam Sumpah Pemuda. Mereka punya semangat hebat dan mampu mendeklarasikan sebuah imajinasi kebangsaan. Imajinasi mereka sangat keren melampaui realitas kebangsaan dan geografis saat itu. Begitupun semangat yang dibangun Panitia sembilan saat merumuskan bentuk negara.
Lebih lanjut dia mengatakan, di tengah situasi politik yang semakin memanas, para pemimpin termasuk pemimpin agama diharapkan tetap berdiri kokoh di atas semangat kebangsaan yang berdasarkan Pancasila, NKRI ,UUD 1945 dan semangat kebhinekaan. Pilihan beda adalah sesuatu yang sangat wajar, namun semangat toleransi harus dikembangkan. Visi NTT Bangkit Menuju Sejahtera hanya akan terwujud jika NKRI tetap berdiri kokoh.
“Saya seorang manusia yang serius sekali mendorong bahwa Pancasila adalah ideologi yang sudah final yang harus diperjuangkan sekuat tenaga secara terus-menerus. NTT tidak boleh berpikir untuk melahirkan sebuah peraturan daerah yang bertentangan dengan Konstitusi dan Pancasila,” kata Gubernur Viktor menambahkan.
Sementara Wakapolda NTT, Brigjen Pol Johanis Asadoma yang bertindak sebagai moderator dalam kegiatan tersebut mengungkapkan, semangat yang dibangun dalam kegiatan dialog keagamaan sangat penting untuk merawat kerukunan. Topik yang diangkat juga sangat tepat karena sangat kontekstual.
Ia juga mengimbau kepada para tokoh agama dan seluruh masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya secara bebas dan bertanggung jawab pada pemilihan serentak pada 17 April 2019.
“ Saya menghimbau, mari kita sambut pesta demokrasi dengan penuh sukacita, rileks,damai dan tidak perlu tegang. Ajak seluruh sanak saudara dan keluarga datang ke TPS. Pilih sesuai hati nurani masing-masing. Polri dan TNI siap untuk amankan pemungutan di seluruh TPS. Jangan ragu datang TPS untuk gunakan hak pilih,” pungkas Joni Asadoma.
Dalam kesempatan tersebut, para tokoh agama sepakat bahwa NKRI dan Pancasila adalah harga mati. Juga sepakat untuk mendukung program-program pemerintah daerah dalam visi NTT Bangkit Menuju Sejahtera.
Di akhir kegiatan tersebut, ditandantangani Kesepakatan dan Komitmen Bersama antara Pemerintah Provinsi NTT dengan Para Tokoh Agama Tentang Partisipasi Lembaga Keagamaan dalam Program Pembangunan NTT Lima Tahun ke depan.
Penandatangan itu dilakukan secara simbolis oleh Gubernur NTT dengan Uskup Agung Kupang, Mgr. Petrus Turang. (L. Ng. Mbuhang)