SURABAYA, beritalima.com | Hari ini beberapa tokoh aktivis madura berkumpul di Surabaya untuk membahas permasalahan masyarakat asal Madura di Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur.
Hadir dalam pertemuan tersebut RKH Zainuddin Husni yang akrab disapa Abuya Zainuddin, Firman Syah Ali yang akrab disapa Cak Firman, KH Arifin Hamid yang akrab disapa Gus Arifin, Gus Yusub Hidayat yang akrab disapa Gus Yusub, KH Irham Maulidy yang akrab disapa Lora Irham dan Gus Wahid Asy’ari Gresik yang akrab disapa Gus Wahid.
Pertemuan ini terjadi begitu saja tanpa ada perencanaan secara khusus. Para tokoh tersebut merasa terpanggil untuk ikut menyumbangkan solusi terhadap permasalahan Kabupaten Kutai Barat Kalimantan Timur yang saat ini sedang menjadi perhatian seluruh masyarakat Indonesia.
Abuya Zainuddin Husni berharap permasalahan di Kutai Barat tersebut jangan sampai berkembang menjadi konflik SARA. “persatuan dan kesatuan bangsa harus kita pelihara, jangan sampai permasalahan antar individu di Kutai Barat berkembang menjadi konflik SARA, negara harus segera hadir” ucap Pengasuh Ponpes Tarbiyatul-Qulub Asemrowo ini.
Sementara Cak Firman berharap permasalahan Kutai Barat diselesaikan dengan hukum positif Republik Indonesia. “Kabupaten Kutai Barat merupakan bagian dari NKRI, kami harap penyelesaian semua permasalahan menggunakan hukum positif Indonesia. Dialog antar simpul masyarakat Kutai Barat perlu ditata ulang dengan melibatkan negara” ucap Keponakan Menko Polhukam RI Mahfud MD ini.
Gus Arifin senada dengan Gus Yusub, mereka tidak ada maksud sedikitpun membela kesalahan orang Madura di Kutai Barat, mereka hanya tidak ingin permasalahan ini merusak persatuan dan kesatuan bangsa. “Persatuan dan kesatuan bangsa jangan sampai robek, kami yakin semua masih bisa dibicarakan baik-baik” ucap kedua tokoh ini serempak.
Sementara itu Gus Wahid mengajak masyarakat Madura sedunia untuk peduli terhadap permasalahan Kutai Barat. “Masyarakat Madura sedunia jangan cuek, saudara kita di Kutai Barat sedang mendapat ujian, mari kita gerakkan solidaritas positif dan konstruktif, bukan solidaritas ke arah konflik” pungkas Kyai muda yang tampan ini.