JAKARTA, beritalima.com —- Putra mahkota keluarga cendana Tommy Soeharto (Hutomo Mandala Putra) tidak bisa dongkrak elektabilitas Partai Berkarya bahkan terancam tidak mampu memenuhi parliamentary Threshold sebesar 4 persen. Dalam survei terbaru Center for Strategic and International Studies (CSIS), Partai Berkarya berada di urutan elektabilitas terbawah bersama Partai Garuda, 0,1 persen
Hasil survei CSIS terkait elektabilitas partai politik di Pemilu 2019 disampaikan oleh peneliti CSIS, Arya Fernandes di Hotel Fairmont, Senayan, Kamis. Hasil survei terbaru tersebut memprediksi hanya 7 Partai yang dapat lolos PT dan ada 9 Partai memiliki elektabilitas dibawah 4 persen, termasuk Partai Berkarya.
Ambang batas parlemen (bahasa Inggris: parliamentary threshold) adalah ambang batas perolehan suara minimal partai politik dalam pemilihan umum untuk diikutkan dalam penentuan perolehan kursi di Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Lebih jauh menurut Arya, survei tersebut dilakukan CSIS pada periode 15-22 Maret 2019. Margin of error survei plus minus 2,21 persen dengan tingkat kepercayaan 95%. Dari survei tersebut tercatat ada 3,2% belum menentukan pilihan dan yang tidak menjawab/rahasia sebesar 18,2 persen
Dalam survei tersebut berikut ini disampaikan tingkat elektabilitas partai politik sebanyak 7 partai yaitu PDIP: 25,9 persen, Gerindra: 13,3 persen, Golkar: 9,4 persen, PKB: 7 persen, Demokrat: 5,5 persen, PKS: 4,6 persen, Nasdem: 4,3 persen.
Adapun 9 partai yang elektabilitasnya dibawah 4 persen yaitu PPP: 3 persen, PAN: 2,5 persen, Perindo: 1,1 persen, Hanura: 0,8 persen, PSI: 0,5 persen, PBB: 0,4 persen, PKPI: 0,2 persen, Garuda: 0,1 persen dan Partai Berkarya: 0,1 persen
Survei menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan jumlah sampel 1.960 responden yang dipilih secara acak bertingkat mewakili 34 provinsi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner. Dana survei ini berasal dari Yayasan CSIS.
Meski begitu, CSIS menilai perubahan dukungan yang mempengaruhi elektabilitas akan tetap terjadi terutama di partai menengah dan kecil. Sebab, dalam survei ini responden yang merahasiakan pilihannya masih tinggi.
“Perubahan dukungan pemilih dan perolehan suara partai terutama di partai menengah dan kecil, diperkirakan masih mungkin terjadi. Hal tersebut dipengaruhi karena masih cukup tingginya responden yang merahasiakan pilihan survei dilakukan. Kampanye dan mobilitas caleg juga akan diperkirakan akan membuat konstelasi berubah terutama di partai menengah dan kecil,” jelas Arya Fernandes.
Secara terpisah Ketua Umum Partai Swara Rakyat Indonesia (Parsindo), HM. Jusuf Rizal yang sebelumnya gencar membangun elektabilitas Tommy Soeharto, ketika diminta komentarnya atas jebloknya elektabilitas Partai Berkarya menilai cukup memprihatinkan.
Menurutnya dengan waktu tinggal 20 hari agak berat untuk menaikkan elektabilitas agar bisa memenuhi 4 persen PT, apalagi posisi Partai Berkarya berada di urutan buncit. Jika tidak bisa memenuhi 4 persen PT dipastikan Partai Berkarya tidak memiliki keterwakilan di DPR Pusat
Jika dilihat dari hasil survei dimana Partai Berkarya memiliki figur Tommy Soeharto serta didukung trah Soeharto dengan logistik yang cukup, namun elektabilitasnya rendah, apakah menunjukkan Trah Soeharto sudah kurang diminati rakyat?
“Menurut saya jika hasilnya kurang baik, barangkali ada yang kurang tepat dalam melakukan strategi politik mengembangkan partai. Sebab sebelumnya rakyat banyak yang antusias ketika kita Sosialisasikan selama tiga tahun,” tegas pria yang kini menjadi Tim Relawan Jokowi-Amin itu. (rr_)