JAKARTA, beritalima.com – Total volume penjualan konsolidasi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (“SMGR”) pada semester I tahun ini mencapai 13,63 juta ton, naik 1,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 13,42 juta ton. Capaian itu termasuk penjualan domestik Thang Long Cement Vietnam sebesar 850 ribu ton,
Sementara itu volume penjualan ekspor Perseroan tercatat sebesar 190 ribu ton, turun sebesar 20,1% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 237 ribu ton. Sedangkan Ekspor dari Thang long Cement Vietnam mengalami peningkatan sebesar 4,2% menjadi 410 ribu ton
Penjualan semen SMGR di dalam negeri yang terbesar dalam bentuk kantong/bag mencapai 77%. Penjualan tersebut didominasi oleh sektor retail/rumah.
Sedangkan penjualan dalam bentuk curah/bulk sebesar 23%, yang diserap oleh ready mix, fabricator fre cast, fiber cement dan project.
Kinerja keuangan Perseroan pada semester I 2016, pendapatan Rp12,47 triliun, turun 1,3% dibanding periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp12,64 triliun.
Beban Pokok Pendapatan Rp7,48 triliun, turun 2,0% dibanding periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp7,63 triliun.
Laba Usaha Rp4,99 triliun, turun 0,4% dibanding periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp5 triliun. Laba Bersih Rp1,96 triliun, turun 10,1% dibanding periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp2,19 triliun.
Direktur Utama Semen Indonesia, Rizkan Chandra, mengatakan, kondisi industri semen domestik di tahun 2016 mengalami perubahan signifikan, yaitu terjadinya over kapasitas karena banyak pemain baru yang masuk.
Melimpahnya pasokan memaksa para pelaku industri semen melakukan strategi tersendiri guna memenangkan persaingan, diantaranya memangkas harga jual.
Rizkan Chandra menambahkan, Perseroan telah menyiapkan sejumlah rencana strategis untuk dapat memenangi persaingan. Competitive Advantage menjadi grand strategy pertama yang dicanangkan perusahaan.
Strategi tersebut akan menjadikan perusahaan sebagai produsen dengan biaya murah melalui optimasi logistik dan efisiensi energi.
“Berbagai langkah untuk mencapai optimalisasi logistik telah ditempuh Perseroan. Hingga akhir 2015 Perseroan telah menyelesaikan beberapa proyek strategis, yaitu Packing Plan Pontianak, Balikpapan dan Lampung, Grinding Plant Dumai serta New Coal Mill di Semen Tonasa,” jelas Rizkan Chandra
Strategi ini juga akan didukung dengan pengelolaan supply chain yang terintegrasi dan inovasi diseluruh korporasi.
Dalam strategi itu Perseroan juga mulai mengembangkan dan mengkampanyekan keunggulan brand produk Semen Indonesia group sebagai brand dengan kualitas terbaik, pabrik yang ramah lingkungan (green industry), serta produk semen yang paling Indonesia.
Perseroan saat ini berkonsentrasi menyelesaikan 2 pabrik baru dengan kapasitas masing-masing 3 juta ton pertahun, yaitu di Rembang, Jawa Tengah, dan Indarung VI di Padang, Sumatera Barat. Saat ini progres proyek pabrik Rembang sudah 94%, sedangkan pabrik Indarung VI mencapai 93%.
Kedua pabrik baru tersebut diharapkan dapat beroperasi pada akhir tahun 2016 ini. Dengan selesainya dua pabrik baru tersebut akan menambah kapasitas produksi perseroan menjadi 37,8 juta ton pertahun, dari kapasitas saat ini 31,8 juta ton pertahun.
Semen Indonesia juga tengah memulai pembangunan pabrik baru di Aceh melalui anak usahanya Semen Indonesia Aceh dan diharapkan dapat beroperasi tahun 2020.
Selain itu perseroan juga tengah menyelasikan proyek Grinding Mill di Jawa Barat serta proyek Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) dengan kapasitas 30,6 MW di pabrik Tuban. Proyek ini diharapkan beroperasi pada akhir 2016 ini. (Ganefo)
Teks Foto: Dirut Semen Indonesia, Rizkan Chandra, memaparkan kinerja PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.