WAIKABUBAK, beritalima.com – Hari terakhir rapat kerja kehumasan di Waikabubak (Sumba Barat), diisi dengan perjalanan wisata ke sejumlah objek wisata. Memang mengasyikan perjalanan yang difasilitasi oleh segenap personil humas Sumba Barat. Terlebih lagi adanya dukungan penuh dari Bupati Sumba Barat, Agustinus Niga Dapawole.
Bahkan Bupati Dapawole dan sejumlah staf humas juga protokol siap menuntun perjalanan rombongan. “Saya ikut bersama bapak dan ibu dalam perjanan tour. Kita akan bertemu di Rua Beach, salah satu resort terkenal, selain resort Nihi Watu yang terkenal di dunia,” ucap Bupati Dapawole, disambut tepuk tangan meriah peserta raker, saat gala dinner di rumah jabatan.
Nah, tiba waktunya rombongan raker humas melakukan tour. Kamis (26/4), pukul 09.00 wita, rombongan mulai beranjak dari hotel Pelita, menggunakan bus wisata menuju beberapa objek wisata yang menjadi andalan kota pasola itu. Kampung adat Prai Ijing, di desa tebara, menjadi lokasi pertama yang dikunjungi.
Butuh waktu hanya 15 menit jarak tempuh ke kampung Prai Ijing, yaitu kampung tua yang telah berusia ratusan tahun. Kampung adat ini beda dengan kampung adat Tarung yang belum lama ini terbakar. Setiba rombongan, disambut beberapa orang Prai ijing dalam tarian adat Sumba, menandai kedatangan rombongan peserta raker humas.
Suasana kampung adat Prai Ijing, di desa Tebara tidak berbeda jauh dengan perkampungan masyarakat lainnya. Hanya saja tampak menghiasi kampung itu dengan rumah-rumah adat khas Sumba yang menjulang tinggi. Di kampung adat itu tidak begitu banyak nampak masyarakat. Sebab, semuanya pada siang hari sedang bekerja di kebun dan sawah dan nanti pada sire hari baru kembali ke rumah masing-masing.
Bagusnya, di kampung adat itu terdapat kuburan pemuka adat masa lalu. Juga disediakan pakaian adat bagi para pengunjung yang ingin memakai dan memotret. Bagi peserta, kegiatan memotret menjadi kesukaan yang perlu di dokumentasi sebagai informasi dan.untuk dipublikasi.
Krispianus, salah seorang peserta raker dari kabupaten Nagekeo, berkomentar kampung adat Prai ijing, menjadi nilai budaya yang perlu dilestarikan dan menjadi objek wisata yang dapat menarik kunjungan wisatawan. Hanya saja, kata Krispianus, penataan rumah adat di Prai ijing belum rapih seperti di kampung adat Bena (Ngada).
Kepala Biro Humas NTT, Semuel Pakereng, mengatakan wisata tour peserta raker humas tingkat provinsi NTT, menjadi salah satu kegiatan refresing bagi petugas dan praktisi humas. Dan lewat tour ini dapat melihat berbagai potensi daerah yang ada di Sumba Barat khususnya.
“Kami panitia melaksanakan tour wisata sesuai jadwal kegiatan penutupan raker dipusatkan pada salah satu objek wisata, di Rua Beach. Pak Bupati juga hadir dalam penuupan ini,” tutur Semuel Pakereng.
Setelah berkunjung ke kampung adat Prai Ijing, rombongan peserta raker humas menuju Resort Nihi Watu, di desa Hobawali, kecamatan Hanokaka. Nihi Watu, adalah salah satu hotel bintang lima yang selama dua tahun berturut-turut (2016 dan 2017) mendapat penghargaan internasional sebagai hotel terbaik dunia.
Kata Bupati Dapawole, informasi terkait harga penginapan di hotel Nihi Watu, untuk kamar kelas ekonomi Rp. 15 juta per-malam, kamar standar Rp. 26 juta dan ada satu kamar khusus pemilik hotel seharga Rp. 250 juta per-malam yang siap dijual untuk siapa saja yang ingin bermalam, di Nihi Watu. “Ini informasi yang benar terkait harga kamar di hotel Nihi Watu, supaya tidak ada simpang siur informasi yang berbeda-beda,” jelas Dapawole.
Siapa saja yang pernah menginap di hotel Nihi Watu. sebut saja Kristiano Ronaldo, Chris Smalling (kapten MU), aktor film Titanic, Leonardo Di Caprio dan Mark Zuckerberg (pemilik fasebook) bersama isteri dan pembalab motrogp, Valentino Rosi juga vokalis Rolling stone. Mick Jagger. Untuk artis Indonesia, Anang Hermansyah dan Arsyanti.
Hotel Nihi Watu yang dibangun diatas lahan 25 hektar itu, sempat dikunjungi para peserta raker kehumasan. Memang untuk memasuki lokasi hotel harus mendapat ijin. Terutama ijin dari General Manejer hotel Nihi Watu.
Setelah petugas bagian humas Waikabubak menghubungi pihak hotel dan Direktur Perusahaan Nihi Watu, Daniel Miller, memberikan ijin kepada peserta raker untuk mengelilingi resort Nihi Watu sampai ke pesisir pantai. Tetapi selama berada di lokasi resort Nihi Watu, tidak boleh berisik. Sebab, kondisi hotel 100 persen dipenuhi tamu yang menginap.
Sangat privasi suasana hotel Nihi Watu. Situasinya berbeda jauh dengan hotel-hotel lain. Tifak terdapat kendaraan lalu lalang dan tidak ada orang luar yang melewati halaman pinggiran hotel. Pantas, banyak orang-orang terkenal dunia yang menginap di hotel tersebut.
Bahkan, Bupati Dapawole, ketika menutup raker kehumasan di Rua Beach Resor Sumba, mengatakan sebenarnya pagi tadi peserta raker sulit untuk berkunjung ke Nihi Watu. Karena, di Nihi Watu Hotel ada dua orang penting dari Amerika yang menginap. Tapi beliau tidak menyebut nama kedua orang tersebut, mengingat terkait privasi.
Selama satu jam rombongan peserta raker berada di resort Nihi Watu. Selanjutnya peserta melanjutkan perjalanan ke resort Rua Beach, bagian selatan Waikabubak. Di Rua Beach, tepat pukul 18.00 wita dilangsungkan acara penutupan raker kehumasan tingkat provinsi NTT, dirangkai dengan Soft Opening Rua Beach resort Sumba.
Penutupan raker dan soft opening Rua Beach, dilakukan Bupati Agustinus Niga Dapawole, dihadiri Karo Humas NTT, Semuel Pakereng, General Manejer Rua Beach, Antonio Casella dan Forkopimda serta pimpinan perangkat daerah pemkab Sumba Barat.
Suasana penutupan raker berlangsung meriah dan sukses berkat bantuan dan kerja keras sekuruh aparatur bagian humas dan protokol kabupaten Sumba Barat. Juga terima kasih kepada teman-teman humas dan protokol, atas suksesnya kegiatan raker kehumasan 2018 dan sampai bertemu di kabupaten Rote Ndao tahun 2019. (Wilson Boimau – Biro Humas NTT/Ang)