TP PKK Trenggalek Studi Tiru Pengelolaan Sampah dan Ketahanan Pangan ke Magetan

  • Whatsapp

TRENGGALEK, beritalima.com –

Ketua TP PKK Trenggalek, Novita Hardini, pimpin tim melakukan kunjungan kerja ke Desa Taji, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan. Tujuannya kali ini untuk melakukan studi tiru terkait pengelolaan sampah dan ketahanan pangan. Master Of Economic itu getol membangun kerjasama dengan daerah lain guna menimba ilmu untuk nantinya diaplikasikan di Trenggalek.

Memimpin langsung studi tiru terkait ‘back practice’ yang dilakukan Desa Taji tersebut, Novita Hardini, mengatakan jika inspirasi bisa berasal dari manapun. Sehingga, jangan malu untuk membuka mata dan melihat solusi-solusi dari daerah lain demi kebaikan Trenggalek kedepan.

“Membuka mata adalah jalan terbukanya inspirasi. Tanpa melihat, maka seluruh lapisan penggerak masyarakat tidak mampu melahirkan inovasi. Kunjungan kerja di Magetan kali ini juga dalam rangka menggali inspirasi bagi TP PKK Trenggalek untuk kemudian di rumuskan menjadi program kerja tahun depan,” jelasnya. Sabtu, 4 November 2023.

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Taji, Kecamatan Karas, Magetan, Sigid Supriyadi, menambahkan kalau dirinya dinilai telah berhasil mengolah sampah dengan baik sebenarnya tetap melewati proses panjang. Semua berawal melalui hasil otak atik yang dilakukan guna membuat tungku pembakar sampah. Beberapa kali sempat dibongkar terus dibangun lagi.

“Diawali dari permintaan Pengasuh Ponpes Temboro untuk mencari cara mengatasi banyaknya sampah di pondok. Hal itu disampaikan setelah pihak Pemkab Magetan sudah tidak mampu memberikan solusi terbaik terkait sampah di sana (Ponpes Temboro),” kata Sigid.

Kemudian, sambung dia, dibuatlah beberapa model kontruksi sistem pembakaran ramah lingkungan. Setelah melalui proses panjang, akhirnya tercipta mekanisme tungku bakar yang efisien.
Bahkan tungku yang dibuat, tidak hanya mengolah tapi menyelesaikan permasalahan sampah tanpa residu polusi. Apalagi pembakaran sampah yang dilakukan tanpa menggunakan listrik atau atau bahan bakar.

“Proses pembakaran tidak menggunakan bahan bakar ataupun listrik. Sampah basah atau kering tidak dipilih, kecuali logam atau kaca. Kalaupun terbawa masuk ke tungku tidak masalah namun bisa mengganggu pembakaran,” jelasnya.

Dia meyakini, dengan bejana atau reaktor yang menggunakan sedikit bahan kimia dalam proses pembakaran tidak menghasilkan emisi gas karbon yang mencemari lingkungan. “Atas keberhasilan ini, beberapa waktu lalu kami sempat memaparkan Teknologi Tepat Guna (TTG) yang ada ini di Kementrian Desa,” pungkas Sigid. (her)

beritalima.com
beritalima.com

Pos terkait