SURABAYA, beritalima.com – Warga Jawa Timur tidak perlu khawatir kekurangan kebutuhan bahan pokok pangan di bulan Ramadhan dan Lebaran ini. Di samping stok beras dalam posisi aman, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Timur juga telah melakukan berbagai langkah untuk menjaga kestabilan harga bahan pokok.
“Stok komoditas pangan kita aman sampai beberapa bulan ke depan,” tandas Harmanta, Kepala Grup Advisory dan Pengembangan Ekonomi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Rabu (23/5/2018).
Harmanta mengungkapkan itu usai pertemuan dengan sejumlah anggota TPID Jatim, di antaranya Bulog, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian serta Dinas Peternakan.
Data Dinas Pertanian menyebutkan, sejumlah komoditas pangan mengalami surplus.
qBeras, perkiraan produksi selama sub round I (Januari sampai April 2018) sebesar 3.881.110 ton, sementara kebutuhan selama 4 bulan sebesar 1.188.972 ton, sehingga surplus 2.692.138 ton atau cukup untuk kebutuhan 9 bulan ke depan.
Angka produksi beras tersebut diperkirakan masih akan bertambah, mengingat musim panen gabah baru berakhir di bulan April lalu.
Sementara untuk jagung, dengan produksi 1.710.909 ton pipilan kering dan kebutuhan konsumsi selama 4 bulan sebesar 40.908 ton, menciptakan surplus 1.670.001 ton.
Pun demikian bawang merah, kebutuhan selama 4 bulan sebesar 35.960 ton dan perkiraan produksinya 113.584 ton, mencatatkan surplus 77.625 ton. Surplus tersebut cukup untuk kebutuhan 8,6 bulan ke depan.
Untuk cabai rawit merah, keperluan konsumsi sebesar 15.636 ton untuk 4 bulan dan perkiraan produksi 40.145 ton, mencatatkan surplus 24.51 0 ton.
Cabai merah besar, kebutuhan selama 4 bulan 14.044 ton, tertutupi dengan produksi sebanyak 19.239 ton, yang berarti surplus 5.195 ton.
Untuk bawang putih dan kedelai, masyarakat pun tak perlu khawatir, karena pemerintah telah melakukan impor kedua komoditas tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat, sehingga stok keduanya pun dipastikan aman.
Namun kendati stok bahan pokok tersebut mencukupi, TPID Jatim menyadari bahwa harga sejumlah komoditas terpantau mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan permintaan menjelang Ramadhan.
Kenaikan harga tersebut dianggap masih berada dalam batas wajar. Apalagi beberapa di antaranya mulai memperlihatkan kecenderungan menurun.
Sampai dengan 21 Mei 2018, berdasarkan pantauan harga Siskaperbapo, harga telur ayam ras yang selama beberapa waktu terakhir memperlihatkan kenaikan kini mulai menurun.
“Berdasarkan historisnya, mendekati pertengahan bulan Ramadhan harga telur ayam diperkirakan akan mengalami penurunan,” tutur
Harmanta.
Harga daging ayam ras juga masih mengalami kenaikan. Namun demikian data Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur menyebutkan bahwa Stok daging ayam ras dan telur ayam ras tercatat aman.
Menyikapi potensi meningkatnya tekanan harga pada Ramadhan dan menjelang Lebaran, TPID Jatim melakukan berbagai langkah antisipasi guna menjaga stabilitas harga, diantaranya Gerakan Stabilisasi Harga Pangan (GSHP) di sejumlah outlet Rumah Pangan Kita (RPK), pasar tradisional dan berbagai lokasi Iain.
Selain itu juga Operasi Pasar Mandiri, Pemberian OP Subsidi, Pasar Murah di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, monitoring stok dan pengawasan barang beredar, serta program angkutan mudik balik gratis untuk transportasi laut, bus, kereta api dan pengangkutan sepeda motor.
TPID Jatim meyakini bahwa dengan sejumlah langkah yang diambil, inflasi Jatim tetap akan dapat terkendali pada periode Ramadhan dan Lebaran 2018.
Namun demikian, diperlukan kerjasama masyarakat untuk tetap dapat menjaga kestabilan harga. “Walaupun pasokan tersedia, namun ekspektasi konsumsi masyarakat yang cenderung meningkat pada Ramadhan dan menjelang Lebaran justru menjadi pemicu utama meningkatnya harga,” tuturnya.
Dia menghimbau masyarakat untuk tidak panic buying. Belilah barang sewajarnya, sehingga dapat meminimalisir potensi risiko spekulan dalam mempermainkan harga. (Ganefo)