MADIUN, beritalima.com- Stunting wajib terus ditekan. Karenanya, berbagai upaya penurunan stunting pun terus dilakukan. Tak hanya pemerintah daerah, tetapi juga dari pemerintah provinsi.
Bahkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) provinsi, juga turun ke Kota Madiun untuk melakukan penilaian. Namun, penilaian dilakukan secara virtual melalui zoom meeting, Rabu 10 Agustus 2023.
‘’Jadi ini tadi adalah penilaian kinerja Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) kita yang dilakukan oleh tim provinsi. Harapannya, upaya bersama penurunan stunting ini bisa semakin berjalan optimal,’’ kata Sekda Kota Madiun, Soeko Dwi Handiarto usai memimpin penilaian di GCIO Kota Madiun.
Soeko menambahkan, setidaknya terdapat delapan aksi konvergensi penurunan stunting. Yang paling dasar terkait master analisa situasi (ansit). Itu, lanjutnya, merupakan data dasar layanan dan cakupan sasaran yang akan diintervensi.
“Di Kota Madiun setidaknya terdapat lima ribu lebih sasaran. Namun, sasaran ini tidak hanya yang stunting. Tetapi semua yang berpotensi pada stunting. Lima ribu sekian ini tidak hanya yang stunting. Tetapi juga pasangan subur, ibu hamil, dan lain sebagainya. Mereka ini masuk sasaran yang akan diintervensi,’’ jelasnya.
Harapannya, papar Soeko, tentu agar tidak muncul stunting baru ke depan. Sementara itu, mereka yang terlanjur stunting diberikan penanganan khusus. Seperti penambahan asupan tambahan, pendampingan, dan lainnya.
Sekda menyebut, berbagai upaya juga terus dilakukan Pemerintah Kota Madiun. Mulai Warung Stop Stunting (WSS) hingga inovasi sebaya yang dilakukan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait.
‘’Saat ini untuk stunting kita di 9,7 persen dan targetnya bisa turun di angka enam pada tahun ini. Nah, delapan aksi konvergensi tadi untuk mengawali penurunan stunting ini,’’ pungkasnya.
Hadir dalam kegiatan ini diantaranya Ketua TP PKK Kota Madiun, Ny. Yuni Maidi’ (Kmf/editor Dibyo).
Ket. Foto: Ny. Yuni Maidi (kiri), Soeko Dwi (nomor dua dari kanan) atas.