BANYUWANGI,Beritalima.com – Suasana meriah tampak di kawasan Dam K Stail, Desa Sidorejo, Kecamatan Purwoharjo, Banyuwangi, saat masyarakat bersama pemerintah daerah menggelar tradisi Bubak Bumi. Kamis (30/10/2025).
Acara yang sarat makna budaya ini menjadi simbol rasa syukur dan doa bersama agar masa tanam di musim hujan tahun ini berjalan lancar serta membawa panen yang melimpah.
Dalam tradisi Jawa, Bubak Bumi merupakan ritual adat yang dilakukan menjelang musim tanam. Masyarakat berkumpul untuk menggelar doa bersama, memohon keselamatan, kesejahteraan, dan kesuburan tanah.

Tradisi tersebut juga menjadi wujud penghormatan terhadap alam serta pengingat agar manusia selalu menjaga keseimbangan lingkungan dalam mengelola sumber daya air dan lahan pertanian.
Acara di Sidorejo tersebut dihadiri berbagai perwakilan instansi, di antaranya Plt. Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Reza Al Fahroby, perwakilan Dinas Pertanian, Ilham, serta sejumlah pejabat dari BPBD, Dispendukcapil, dan perizinan. Turut hadir pula para staf dan karyawan Dinas PU Pengairan dari dua kecamatan, Purwoharjo dan Tegaldlimo, serta seluruh anggota Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) dari wilayah tersebut.
Plt Kepala Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Reza Al Fahroby, mengatakan bahwa kegiatan Bubak Bumi bukan sekedar seremoni, melainkan upaya menjaga tradisi leluhur yang sarat nilai kearifan lokal.
“Ini adalah tradisi doa bersama untuk mengawali masa tanam. Pemerintah memfasilitasi kegiatan ini sebagai bentuk komitmen menjaga kelestarian alam dan keseimbangan lingkungan,” ujarnya.

Reza juga menambahkan, momen Bubak Bumi menjadi bagian dari persiapan menghadapi Rencana Pola Tanam (RPG) 2025–2026, sekaligus langkah mitigasi menghadapi potensi daya rusak air di musim hujan.
“Kami berkolaborasi dengan berbagai subsektor, termasuk balai provinsi. Di Dam K Stail ini, saluran primer hingga ke hilir akan dioptimalkan agar distribusi air lancar dan risiko banjir bisa diminimalisir,” jelasnya.
Menariknya, kegiatan ini juga diisi dengan pemeriksaan kesehatan gratis hasil kolaborasi antara Dinas PU Pengairan dan tenaga medis setempat, sehingga warga tak hanya memperoleh manfaat spiritual dan sosial, tetapi juga kesehatan.
Sementara itu, Hariyono Efendi, Ketua Induk HIPPA Dam K Stail, menjelaskan bahwa jaringan irigasi Dam K saat ini mengairi lahan pertanian seluas 6.264 hektare yang tersebar di dua kecamatan, Tegaldlimo dan Purwoharjo.
“Tradisi Bubak Bumi atau buka tanam ini kami laksanakan setiap tahun sebagai bentuk syukur dan doa keselamatan bagi para petani. Tahun ini kami bersyukur karena mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah,” ungkapnya.

Ia menambahkan, sejauh ini kebutuhan air irigasi masih tercukupi. Jika terjadi krisis air, pihaknya aktif berkoordinasi dengan petani agar distribusi air tetap merata.
“Kami berharap hasil panen tahun ini bisa melimpah, dan seluruh jaringan irigasi baik di hulu maupun hilir terus ditingkatkan,” pungkas Hariyono.
Dengan semangat gotong royong, tradisi Bubak Bumi di Sidorejo menjadi pengingat pentingnya harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan dalam menjaga keberlanjutan pertanian di Bumi Blambangan. (Rony//B5)
 
 

 
									
 
													




