Beritalima.com ( Aceh Besar – Informasi yang dihimpun Gananews di berbagai tempat di wilayah Aceh saat Megang tiba menunjukkan bahwa harga daging meugang di seputaran kota Banda Aceh relatif stabil.
Harga daging di hari pertama meugang 10 Maret 2024 untuk menyambut bulan suci Ramadhan 1435 H berkisar rata-rata diantara Rp. 180 000 hingga Rp. 200 000, ini menyebabkan di Aceh tidak ada masuk daging Import.
Megang Tahun ini mencatat bahwa harga daging mahal terdapat di beberapa Kabupaten/Kota seperti Kota Sabang dan Pidie, di mana harga daging sapi dan kerbau mencapai Rp 200 000/Kg.
Kendati harga daging sapi dan kerbau mahal, warga Aceh tetap memburu daging meugang yang telah menjadi tradisi turun menurun, atau ini sudah bisa dikatakan sebuah budaya orang Aceh saat menjelang hari Megang.
Menjelang bulan suci Ramadhan 1445 H tahun 2024, di sejumlah pusat pasar, warga Aceh berbondong-bondong membeli daging biarpun harga mahal. Bagi mereka, yang penting adalah daging tersedia.
Jamal yang dikonfirmasi Gananews di Aceh besar menjelaskan bahwa harga daging tahun ini tidak sama antara daging sapi dan kerbau. Harga daging sapi berkisar antara Rp. 160 000 hingga Rp. 180 000 per kg, sedangkan harga jual daging kerbau ada yang mencapai Rp. 180 000 hingga Rp. 200 000 per kg.
Tidak semua tempat memiliki harga daging yang sama; ada tempat-tempat tertentu di mana harga bisa lebih tinggi. Sebagai contoh, di Kabupaten Aceh besar, harga daging berkisar Rp. 180 000 per kg, ungkap Jamal.
Dinamika harga daging ini mencerminkan tingginya permintaan akan daging menjelang momen penting seperti Megang dan bulan suci Ramadhan. Meskipun harganya tinggi, tetapi tradisi dan budaya tetap mendorong warga Aceh untuk memperoleh daging meugang.
Perbedaan harga antara daging sapi dan kerbau menunjukkan variasi dalam pasokan dan permintaan, serta faktor-faktor lokal lainnya yang memengaruhi pasar daging di Aceh.
Meskipun terdapat kenaikan harga yang signifikan, tidak menghentikan minat warga Aceh untuk memenuhi kebutuhan daging mereka saat mempersiapkan diri menyambut bulan suci Ramadhan.
Tradisi meugang sebagai bagian dari persiapan menjelang Ramadhan masih kuat di kalangan masyarakat Aceh, meskipun harus diakui bahwa kenaikan harga bisa menjadi beban tersendiri bagi sebagian warga.
Dengan dinamika pasar yang berubah-ubah, para pelaku usaha daging di Aceh harus terus memantau permintaan dan pasokan untuk memastikan ketersediaan daging yang memadai bagi masyarakat, terutama saat momen penting seperti Megang dan Ramadhan dan hari Raya.,”( A79)