SUMENEP, beritalima.com| Sebagai bentuk pelestarian budaya Sumenep Madura Jawa Timur, salah satu komunitas pecinta benda pusaka, yakni Komunitas Panji Jokotole menggelar kegiatan Pengukuhan yang dilaksanakan di Hotel Kaberaz Sumenep pada sabtu sore (30/10/2021).
Akhmad Raisul Kawim, S. Sos. MSi. Sekretaris dinas Pariwisata kebudayaaan, pemuda dan olahraga Kabupaten Sumenep dalam sambutannya mengucapkan Selamat kepada anggota Panji Jokotole yang telah dikukuhkan hari ini.
Keris menjadi bagian penting dalam perjalanan sejarah panjang Nusantara. Dari alat perang hingga menjadi pelengkap pakaian adat. “Pada penggunaan masa kini, keris lebih merupakan benda aksesori (ageman) dalam berbusana, memiliki sejumlah simbol budaya, atau menjadi benda koleksi yang dinilai dari segi estetikanya”, jelas Kawim sapaan akrabnya.
Keris Indonesia, mendapat pengakuan sebagai karya agung warisan dunia dalam berbagai dimensi kehidupan manusia yakni sebagai kesenangan (hobi) dan kelengkapan pelaksanaan ritual. Selain itu juga menunjukkan keunggulan budaya, karena keris merupakan produk kebudayaan sebagai lambang peradaban umat manusia di muka bumi yang mampu bertahan cukup lama mencapai berabad-abad.
Adanya pengukuhan United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) terhadap keris Indonesia sebagai karya agung warisan kemanusiaan milik seluruh bangsa di dunia, memerlukan upaya pelestarian dan memelihara kelangsungan keris.
“Karena keris juga mencerminkan nilai persahabatan (solidaritas) karena dapat digunakan sebagai cenderamata lintas budaya, bangsa dan agama”, ucap sosok yang akrab dengan pemuda dari berbagai kalangan ini.
Untuk itu dirinya menaruh harapan besar terhadap Panji Jokotole sebagai generasi muda harapan masa depan bangsa, karena itu di pundak generasi muda lah nasib bangsa dipertaruhkan. Apabila generasi muda memiliki kualitas yang unggul dan semangat kuat untuk melestarikan warisan budaya yang didasari dengan keimanan dan akhlak mulia.
“Ayo kobarkan semangat dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya khususnya Kabupaten Sumenep kota Sumekar tercinta”. pungkas Akhmad Raisul Kawim, S. Sos. MSi. sembari memberikan motivasi dan apresiasi kepada pengurus dan anggota Panji Jokotole.
Ketua Komunitas Panji Jokotole Syaiful Anwar menyampaikan, kegiatan ini terlaksana atas swadaya Pengurus dan Anggota komunitas Pelestari bilah pusaka Panji Jokotole Sumenep serta didukung oleh Pemkab Sumenep dalam hal ini Dinas Pariwisata kebudayaaan, pemuda dan olahraga.
Syaiful Anwar menjelaskan, dibentuknya Panji Jokotole dengan tujuan demi melestarikan peninggalan – peninggalan pusaka yang ada dan akan berlangsung selama 2 hari kedepan, beragam kegiatan yang akan dilaksanakan seperti Lomba Ngopi Bareng Pusaka, Pengukuhan Pengurus Komunitas Bilah Pusaka Panji Jokotole, dan Workshop tentang bilah pusaka dengan Tema Menakar Bilah Pusaka di Era Millenial.
Anwar mengatakan bahwa komunitas ini adanya sudah lama namun kepengurusan baru terbentuk tahun ini.
Ia berharap dengan terbentuknya komunitas ini mampu bersinergi dengan pemerintah dalam hal menjaga dan melestarikan bilah pusaka dan kegiatan budaya lainnya yang ada di Kabupaten Sumenep.
Sembari bertutur, Syaiful Anwar mengatakan, pada jaman dulu penggunaan bilah merupakan simbol keperkasaan bagi lelaki yang juga merupakan simbol keberanian. Bahkan Kaum perempuanpun ada tidak sedikit yang turut serta melestarikan bilah pusaka sebagai koleksi maupun sebagai pecinta pusaka.
Maka saat ini dapat ditransformasi menjadi budaya sejarah yang dilestarikan demi kepentingan bangsa tanpa melupakan akar budayanya.
Semoga dengan momentum ini eksistensi Komunitas Panji Jokotole ini akan semakin menunjukkan kiprah nyata dalam upaya melestarikan warisan budaya Sumenep Madura dalam hal ini Bilah Pusaka yang tersebar diseluruh nusantara khususnya di tanah Jawa”. ungkapnya.
Lebih jauh Anwar berharap dengan adanya komunitas ini dapat menngembangkan peradaban dengan melestarikan benda – benda pusaka yang ada dalam menjaga kearifan lokal.
(An)