SIDOARJO, Beritalima.com – Untuk menangani psikologi keluarga korban ambruknya musholla pondok pesantren Alghoziny Buduran Sidoarjo, tim mitigasi crisis center Unesa memberikan konseling kepada keluarga korban, khususnya pada anak-anak.
Dalam memberikan trauma healing kepada anak-anak ini, tim MCC mengajak anak-anak berbagai permainan.
Sementara itu keluarga korban robohnya musholla pondok pesantren Alghoziny Buduran Sidoarjo masih bertahan di posko Tim SAR di kompleks pondok pesantren.
Di posko tersebut tidak hanya terdapat orang tua maupun dewasa, bahkan anak-anak pun berada di lokasi ini.
Rasa trauma dan psikologi para keluarga korban terguncang setelah mendengar banyaknya korban akibat musibah ini, bahkan hingga saat ini mereka menunggu kepastian keberadaan anak-anak mereka.
Tim mitigasi crisis center Unesa memberikan pendampingan psikologi kepada seluruh keluarga korban, mulai dari orang dewasa hingga anak-anak.
Untuk anak-anak sendiri, tim mitigasi crisis center Unesa memberikan berbagai permainan, mulai dari pensil warna hingga stik berwarna.
Pendamping Tim psikologi mengajak bermain anak-anak keluarga korban sesuai dengan keinginan mereka. Dengan cara ini mereka terhibur dan merasa senang karena tidak tergantung pada gadget.
Seperti halnya Fardan, dia lebih menyukai bermain Lolipop dari stik berwarna. Karena dia bisa berkreasi melalui permainan yang baru dia dapatkan.
Tim psikologi dari mitigasi crisis center (MCC) Unesa Wiryo Nuryono mengatakan bahwa ia bersama tim hadir untuk membantu meringankan beban psikologi keluarga korban yang berada di pos SAR bersama.
Tim MCC Unesa memberikan konseling dan trauma healing kepada keluarga korban, khususnya anak-anak.
Tim MCC Unesa akan terus berada di pos SAR bersama hingga posko ini ditutup.(Yul)






