Tuai Pro-Kontra, Muzammil Sebut Khofifah Layak Raih Penghargaan

  • Whatsapp

SURABAYA, Beritalima.com|
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa sepanjang tahun 2021 ini mendapatkan berbagai penghargaan, baik secara nasional maupun internasional. Bahkan yang banyak menuai polemik adalah, saat perempuan pertama yang menjabat sebagai gubernur Jawa Timur ini mendapat penghargaan sebagai pembina terbaik BUMD dan 500 Perempuan Muslimah Paling Berpengaruh di dunia.

Ketua fraksi NasDem DPRD provinsi Jatim Muzammil Safi’i SH MSi menyebutkan bahwa, Khofifah dianggap layak mendapatkan berbagai penghargaan tersebut.

“Kalau kita menilai seseorang dari sisi kepemimpinan, tentunya pandangannya itu dilihat dari berbagai macam sudut. Penghargaan- penghargaan itu diberikan sesuai dengan segmen atau kemampuan dia di dalam memanage sesuai dengan spesifikasi yang bersangkutan. Dalam menilai ada yang dibidang politik, bidang ekonomi, bidang kesehatan, dan macam-macam. Kita melihat ibu Khofifah ini sebagai seorang gubernur tentunya di dalam melakukan penilaian harus komprehensif,” terang Muzammil.

Mantan wakil bupati Pasuruan dua periode ini mengatakan, walaupun di beberapa sektor yang lain masih dipertanyakan namun index Pembangunan Manusia (IPM) mengalami peningkatan yang sangat signifikan.

“Tahun 2021 pertumbuhan perekonomian ini saya lihat mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekonomi yang sudah dilaporkan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) dibandingkan dengan daerah yang lain, mengalami peningkatan. Hal tersebut
menandakan bahwa manajemen dia pada sisi ekonomi, dan dari sisi kesehatan, juga sudah bagus. Bahkan penanganan covid-19, ibu Khofifah menjadi nomor satu tingkat nasional, karena kita sudah Zero kematian,” sambung Anggota komisi A ini.

Muzammil menuturkan, bahwa Khofifah juga mendapat apresiasi dari Presiden terkait dengan Bagaimana Khofifah bisa membuat manajemen penanggulangan Covid di Jawa Timur.

“Kok bisa seperti ini, ibu Khofifah bilang bahwa sebenarnya strategi yang dilakukan dalam mengendalikan pandemi Covid-19 ini sama saja dengan daerah lain. Yang berbeda dengan daerah lain itu ada unsur doa-doa dari para kyai, dari seluruh OPD, dari para santri dan masyarakat. Aspek ini cukup mewakili sebuah sistem,” lanjutnya.

Muzammil menegaskan, bahwa kelemahannya sekarang ini adalah Khofifah masih belum bisa mengendalikan bawahannya, sehingga tidak bisa menjadi sebuah orkestra yang mewujudkan satu ritme dan irama yang senada. Khofifah belum bisa berterintegrasi, hal tersebut terbukti bahwa sampai sekarang masih belum dijabarkan RAPBD tahun 2022.

“Berarti sekarang ini ada sesuatu yang masih belum bisa disepakati, oleh karenanya inilah yang menjadi kelemahan ibu Khofifah. Belum ada sinkronisasi antara semua pihak, apakah itu OPD atau instansi yang lain. Tentunya ini yang harus kita soroti agar ke depannya bisa lebih baik-lebih baik lagi, sehingga ketika ibu Khofifah
mendapatkan penghargaan, tidak ada lagi yang protes,” tandasnya.

Muzammil menambahkan, meskipun penghargaan tingkat internasional diberikan kepada Khofifah karena Menjadi Perempuan Muslimah Paling Berpengaruh di dunia, hal tersebut tidak terlepas dari peran Khofifah sebagai ketua muslimat NU. Kepiawaian Khofifah dalam mengendalikan ibu-ibu muslimat NU yang jumlahnya jutaan ini, juga menjadi organisasi muslimah terbesar di dunia. Jadi wajar saja jika dikemudian hari kinerjanya dinilai organisasi di tingkat internasional, dan Khofifah dinobatkan sebagai Perempuan Muslimah Paling Berpengaruh di dunia.(Yul)

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait