Jombang | beritalima.com – Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Penting Bagi Pihak Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Gudo karena akan meningkatkan tingkat kedisiplinan yang tinggi bagi siswa siswi di sekolah. Tujuah kebiasaan itu adalah bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat.
“Gerakan ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan positif yang dapat membentuk karakter anak menjadi lebih baik dan lebih sehat,” ujar Kepala SMP Negeri 1 Gudo, Imam Suhardi, S.Pd., M.M.Pd kepada beritalima.com di kantornya, Rabu (14/5/2025).
Ia pun menyampaikan tujuh kebiasaan anak Indonesia itu kepada orang tua wali murid berdasarkan kelasnya bahwa usia anak sekolah sudah banyak yang mengalami gangguan fungsi organ tubuh mulai dari ginjal, struk, diabet, dan patah tulang.
“Hal itu disebabkan kurang kontrol orang tua hingga anak anak sekolah di usia remaja kerap nongkrong di warung, memakan makanan yang tidak sehat dan meminum minuman yang mengandung pemanis buatan,” terang Imam Suhardi.
Dengan kebiasaan itu ungkapnya anak menjadi males belajar dan sempat tertidur saat kegiatan belajar mengajar namun sekarang sudah tertib. Oleh karena itu anak anak tidak boleh tidur larut malam melainkan harus bisa tidur cepat maksimal pukul 22.00.
“Itu domain keluarganya yang harus bisa menegur tujuh kebiasaan anak Indonesia itu. Pihak sekolah hanya mengetahui setelah anak itu berada di sekolah,” tegasnya.
Bahkan dari informasi yang diterima Kepala SMP Negeri 1 Gudo, sebagian besar anak korban dari keretakan kedua orang tua bahkan imbas dari perceraian, anak membutuhkan kasih sayang baik dengan kakek atau neneknya.
“Pada gilirannya anak mengalami gangguan belajar hingga pihak sekolah berupaya memanggil orang tua wali murid bahkan sampai dengan memberikan peringatan,” tururnya.
Lanjutnya, pihak sekolah dan guru di sekolah terutama pada guru BK melakukan tindakan preventif dan represif agar tidak ditiru oleh anak anak lainnya. “Kami tidak memberhentikan tapi mutasi ke Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Gudo,” jelasnya.
Lain hal mengenai pendidikan karakter dapat ditanamkan saat sekolah namun ternyata pendidikan karakter tidak bisa dirumuskan melainkan dengan cara mentauladani sesuatu yang baik yang patut ditiru tidak bisa dilakukan mauidhoh hasanah.
Jurnalis : Dedy Mulyadi







