Tukarkan Sampahmu Dapatkan Bibitmu’, Tagline Program Eco Enzim Di Manyar Gresik

  • Whatsapp

GRESIK, beritalima.com – Sudah berjalan lama, anjuran pemilahan sampah rumah tangga, yaitu sampah kering dan basah. Terlepas hal tersebut berjalan secara efektif atau tidak, namun banyak pegiat lingkungan yang telaten mengkampanyekan pentingnya pemilahan tersebut. Lebih jauh, tidak sedikit dari mereka yang kini melakukan sosialisasi pengolahan sampah rumah tangga. Bank sampah melati, misalnya.

Komunitas yang bermarkas di klinik Dokter Merdiastuti, Manyar, Gresik, ini, merupakan sinergitas antara Perempuan Tani (Pertani) HKTI PAC Manyar Kabupaten Gresik pimpinan Lia Permatasani dengan PAC Fatayat Manyar Gresik. Telah berjalan cukup lama, bank sampah melati konsisten mengajak masyarakat untuk mengumpulkan sampah plastik untuk mereka re-use atau daur ulang sebagai beragam kerajinan tangan (handy craft) maupun wadah pengolahan eco enzim. Sedangkan khusus untuk sampah basah, mereka melakukan pelatihan pembuatan eco enzim.

Eco enzim atau yang dikenal sebagai pengolahan sampah organic, merupakan proses fermentasi seperti halnya pembuatan kompos. Pembuatan eko-enzim dikenal sangat hemat dan dapat diterapkan di rumah tangga. Sebagai contoh, wadah-wadah seperti botol-botol bekas air mineral maupun bekas produk lain yang sudah tidak digunakan, dapat dimanfaatkan kembali sebagai tangki fermentasi eko-enzim.

Pembuatan eco enzim adalah melalui fermentasi limbah dapur organic (sisa makanan), gula (gula coklat, gula merah atau gula tebu), dan air dengan perbandingan 3 : 1 : 10. Proses fermentasi dalam pembuatan eko-enzim berlangsung selama 3 (tiga) bulan. Setelah itu cairan yang dihasilkan, yaitu berwarna coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis yang kuat, sudah bisa dimanfaatkan.

Dr. Merdi melalui seluler pada Minggu (14/11), menjelaskan beberapa produk olahan eco enzim.

“Hasil eco enzim dapat digunakan sebagai pupuk cair organik tanaman, campuran deterjen, pembersih lantai, pembersih sisa pestisida, pembersih kerak, dan sebagai bahan spa. Tentunya, semua sesuai standar pengolahan masing-masing dan campuran bahan lain yang diperlukan sesuai jenis produk yang diinginkan. Yang penting, tidak ada yang sifatnya sebagai bahan pangan.”

Sedangkan Ketua DPD Pertani HKTI Jatim, Dr. Lia Istifhama, menjelaskan bahwa dirinya sempat hadir secara langsung saat launching bank sampah pada 17 Oktober lalu.

“Adanya bank sampah ini, menjadi prinsip peran CANTIK kaum perempuan, yaitu cerdas, inovatif, dan kreatif. Bahwa perempuan peduli lingkungan dan kesehatan. Dalam hal ini, bagaimana konsep reuse, recycle, dan reduce, benar-benar teraplikasi di tengah masyarakat. Barang atau sampah rumah tangga diolah oleh bank sampah melati dan dimaksimalkan fungsinya melalui pengolahan kembali,” ujarnya.

Menariknya, program eco enzim oleh Bank Sampah Melati, mengambil tagline ‘Tukarkan Sampahmu Dapatkan Bibitmu’.

“Karena kerjasama dengan perempuan tani, maka bank sampah melati memberikan bibit sayuran bagi setiap warga yang datang membawa sampah kering mereka. Diharapkan, bibit sayuran tersebut ditanam oleh warga dan menjadi stimulus penguatan go green di Gresik,” terang dr. Nila Hapsari, Ketua Pertani HKTI Kabupaten Gresik.

beritalima.com
beritalima.com beritalima.com

Pos terkait