SITUBONDO,Beritalima.com – Sambut Hari Ulang Tahun (HUT) RI ke-74 Kodim 0823 Situbondo membagi – bagikan ratusan bendera merah Putih ukuran mini terhadap setiap pengendara yang melintas di depan Makodim 0823, Jumat (16/08/2019).
Dengan melibatkan anak anak sekolah TK Kartika Chandra Kirana Personil Kodim dan dipimpin Pasi intel Kodim 0823 Kapten Margoto membagikan bendera terhadap pengendara roda dua dan roda empat dan mengikatkan bendera disetiap kendaraan.
“Kegiatan pembagian bendera sengaja kami laksanakan dalam rangka menanamkan rasa bangga dan rasa cinta tanah air dan meningkatkan rasa nasionalisme terutama bagi anak – anak, kaum pelajar serta masyarakat Situbondo pada umumnya,” Ucap Dandim 0823 Letkol inf Akhmad Juni Toa,SE.M.I.Pol.
Usai pembagian bendera Merah putih puluhan anak – anak TK ditunjukkan Patung Letnan Nidin Sastro Prayitno dan Letnan I Soenardi yang merupakan pejuang kemerdekaan tahun 1974 yang berasal dari Situbondo.
“Situbondo memiliki pejuang kemerdekaan, ada Letnan Nidin dan Letnon Sunardi dimana patung keduanya berdiri kokoh di depan halaman Makodim akan tetapi banyak warga masyarakat situbondo terutama generasi muda tidak tahu akan perjuangan keduanya, selain itu kita kenalkan juga pahlawan nasional kita dan ulama bangsa yaitu KHR As’ad Samsul Arifin,”Jelasnya.
Lebih lanjut Dandim menyampaikan pengenalan akan pejuang pejuang asal Situbondo akan tersu berlanjut secara bergantian dari tingkat TK, SD,SMP dan SMA,”untuk menumbuhkan rasa nasional sejak dini kegiatan semacam ini akan terus kami gelar secara bergantian dengan melibat semua jenjang pendidikan yang ada, agar kedepannya mereka tahu siapa pejuang asal Situbondo yang ikut memerdekakan negeri ini,”Pungkasnya.
Secara telaten Pelda Sugiarto menjelaskan siapa sosok kedua pejuang dalam patung yang berdiri kokoh didepan Makodim, berikut sekilas cerita pejuang letnan Nidin dan Letnan Soenardi :
“Monumen Patung Letnan Nidin dan Letnan I Soenardi bukanlah merupakan pemanis bagi pejalan kaki, pengendara bermotor serta bagi siapa saja yang melihatnya”Papar Pelda Sugiarto mengawali narasinya.
Letnan I Soenardi (22 tahun) Perwira Siasat Batalyon 5 Resimen 40 Gugur Tanggal 21 Juli 1947 di Wringin Anom. Letnan I Nidin Sastro Prayitno (22 tahun) Komandan Seksi Gabungan Anggota Batalyon 5 dan Anggota Kelaskaran Gugur Tanggal 31 Agustus 1947 di Gladak Dualem Arjasa Situbondo.
Perjuangan Letnan I Soenardi dan Letnan I Nidin Sastro Prayitno dimulai sejak bulan Juli sampai Agustus 1947. Mengutip Dari Mariam Laila S, dalam skripsinya yang berjudul Laskar Sabilillah Pada Agresi Militer Belanda 1 Di Situbondo menjelaskan bahwa sejarah agres militer Belanda diakibatkan karena ambisi Belanda yang ingin merebut kembali tanah Indonesia. Hal ini yang kemudian membuat para Laskar Sabillilah yang didominasi para ulama’ dan kyai geram melihat tingkah penjajah Belanda, Ditambah dengan keikutsertaan BKR atau yang dikenal hari ini dengan TNI membuat sinergitas antar keduanya semakin membara demi mempertahankan kemerdekaan negara. Keikutsertaan TNI yang melibatkan Letnan Soenardi dan Letnan Nidin semakin tak terelakkan, perjuangan demi perjuangan dilakukan demi mempertahankan kemerdekaan negara. Namun waktu menandirkan keduanya gugur di tengah kemelut memperjuangakan kemerdekaan. Air mata dengan darah adalah saksi pengorbanan mereka di tanah Situbondo,Tanah, rumput, dan senjata adalah makna nyata bagaimana Letnan I Soenardi dan Letnan Nidin berjibaku memperjuangkan kemerdekaan di tanah Situbondo.
(Joe)